TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pseudocyesis (Hamil Palsu): Gejala, Penyebab, Pengobatan

Mengalami gejala kehamilan tapi tidak benar-benar hamil

ilustrasi gejala hamil (IDN Times/Novaya Siantita)

Kehamilan biasanya menjadi momen yang menyenangkan dan ditunggu oleh para calon orang tua. Sayangnya, kehamilan tidak selalu berakhir dengan lahirnya bayi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, perempuan bahkan yakin bahwa mereka hamil karena memiliki gejala layaknya perempuan hamil. Sayangnya, semua gejala ini ternyata tidak disebabkan oleh kehamilan, tetapi oleh sesuatu yang lain.

Kehamilan palsu, atau yang secara klinis disebut pseudocyesis, adalah keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya sedang mengandung, padahal sebenarnya tidak benar-benar hamil. Individu dengan pseudocyesis memiliki banyak gejala kehamilan, kecuali adanya janin.

Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana orang bisa mengalami gejala kehamilan namun tidak benar-benar hamil? Untuk menjawab rasa penasaranmu, simak penjelasannya berikut ini.

1. Gejala

Pseudocyesis terlihat sangat mirip dengan kehamilan normal, kecuali adanya janin. Dalam semua kasus pseudocyesis,  perempuan benar-benar yakin bahwa dirinya tengah mengandung bayi.

Gejala fisik yang paling umum dari pseudocyesis adalah perut yang bengkak atau buncit menyerupai baby bump. Selama pseudocyesis, perut tidak membuncit karena adanya bayi yang sedang berkembang, melainkan akumulasi gas, feses, lemak, atau urine.

Gejala umum lainnya antara lain:

  • Siklus menstruasi tidak teratur.
  • Merasakan tendangan di perut.
  • Payudara lebih lunak.
  • Mual dan muntah.
  • Perubahan pigmentasi dan ukuran payudara.
  • Berat badan naik.
  • Laktasi.
  • Nafsu makan meningkat.
  • Sering buang air kecil.
  • Perubahan pada rambut dan kulit.
  • Rahim membesar.
  • Pelunakan serviks.

2. Penyebab

ilustrasi pseudocyesis atau hamil palsu (unsplash.com/Arren Mills)

Tidak ada jawaban yang pasti untuk menjelaskan apa yang menyebabkan pseudocyesis. Sebagian orang percaya bahwa penyebabnya adalah psikologis, sementara yang lain percaya itu adalah fisik atau ketidakseimbangan bahan kimia dalam tubuh.

Beberapa masalah atau kondisi yang dapat menyebabkan pseudocyesis termasuk:

  • Keguguran berkali-kali.
  • Kehilangan bayi.
  • Infertilitas.
  • Gangguan mental.

Di antara semuanya, penyebab yang paling umum adalah bahwa perempuan itu memiliki keinginan yang kuat untuk hamil sehingga dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia hamil. Kondisi ini dapat memengaruhi sistem endokrin, menyebabkan gejala dan tanda-tanda kehamilan.

Baca Juga: Sering Dikira Bersalin tanpa Hamil, Ini 5 Fakta Soal Kehamilan Kriptik

3. Seberapa umum pseudocyesis?

Pseudocyesis adalah kondisi yang sangat langka di negara-negara di mana tes kehamilan mudah diakses. Namun, kondisi ini tetap tinggi dalam budaya di mana nilai individu dalam masyarakat sangat terkait dengan kemampuan mereka untuk hamil.

Pseudocyesis lebih sering terjadi pada individu usia subur. Namun, kondisi ini tetap dapat terjadi sepanjang hidup seseorang.

4. Diagnosis

ilustrasi perempuan menjalani pemeriksaan ultrasound atau USG (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pseudocyesis didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan panggul, tes kehamilan darah atau urine, atau melakukan ultrasonografi (USG). Terkadang, gejala pseudocyesis bisa mirip kondisi medis lainnya, sehingga dokter melakukan pengujian untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang mengancam jiwa.

Selain itu, pseudocyesis harus dibedakan dari gangguan terkait lainnya, seperti delusi kehamilan, yang mengacu pada keyakinan yang salah tentang kehamilan yang tidak disertai dengan gejala fisik kehamilan. Namun, tidak seperti pseudocyesis, delusi kehamilan umumnya terjadi dalam keadaan psikotik.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya