TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hidup dengan Satu Ginjal, Apa Pengaruhnya pada Kesehatan?

Fungsi ginjal harus rutin diperiksakan ke dokter

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Kebanyakan orang terlahir dengan dua ginjal yang yang terletak di bawah tulang rusuk, di dekat bagian tengah punggung. Setiap ginjal seukuran kepalan tangan dengan berat sekitar 150 gram. Mungkinkah seseorang terlahir dan hidup dengan satu ginjal?

Menurut data, sekitar 1 dari 750 orang dilahirkan dengan satu ginjal. Kondisi ini disebut agenesis ginjal. Ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan umumnya ginjal yang hilang ada di sebelah kiri.

Tak cuma itu, terkadang ada penyakit yang membuat ginjal perlu diangkat karena penyumbatan, tumor, atau kerusakan akibat kecelakaan.

Apakah yang akan terjadi jika individu harus hidup dengan satu ginjal? Dirangkum dari National Kidney Foundation dan Kidney Health, inilah yang akan terjadi.

1. Umumnya, orang yang lahir dengan satu ginjal tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit masalah

ilustradsi bayi (pexels.com/Yan)

Secara umum, orang yang lahir dengan satu ginjal yang sehat tidak memiliki masalah kesehatan. Namun, sebagian orang dapat mengalami beberapa masalah jangka panjang.

Pada beberapa orang yang lahir dengan satu ginjal, atau menjalani pengangkatan ginjal selama masa kanak-kanak, ada kemungkinan sedikit kehilangan fungsi ginjal di kemudian hari. Ini biasanya terjadi setelah 25 tahun atau lebih. Ada pula kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi di kemudian hari.

Walaupun demikian, penurunan fungsi ginjal biasanya sangat ringan dan individu tetap dapat hidup normal. Kebanyakan orang dengan satu ginjal bahkan tetap bisa hidup sehat dan normal.

2. Ginjal yang tersisa dapat bertambah besar dan meningkat fungsinya

ilustrasi penyakit ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Jika individu kehilangan satu ginjal setelah dewasa, ginjal yang tersisa akan bertambah besar dan semakin berat. Ginjal yang tersisa juga akan bekerja lebih keras dan menyediakan hingga 75 persen dari fungsi ginjal normal.

Untuk individu yang memiliki satu ginjal karena proses pengangkatan, kemungkinan besar tidak akan mengalami masalah ginjal, terutama dalam beberapa tahun pertama setelah ginjal diangkat. Intinya, memiliki satu ginjal tidak memengaruhi kesehatan maupun masa hidup seseorang.

Baca Juga: Kista Ginjal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

3. Perlu mengunjungi dokter secara teratur

unsplash.com/National Cancer Institute

Orang dengan satu ginjal harus memeriksakan fungsi ginjalnya setidaknya sekali setahun. Dengan demikian, dokter akan memeriksa fungsi ginjal dengan menggunakan tes berikut:

  • Tes darah untuk laju filtrasi glomerulus: Laju filtrasi glomerulus mengukur seberapa baik ginjal menyaring limbah dari darah, yang merupakan salah satu tolok ukur untuk mengetahui fungsi ginjal. Dokter dapat memperkirakan laju filtrasi glomerulus, atau dikenal sebagai eGFR, dengan tes darah sederhana. Tingkat eGFR biasanya lebih rendah pada individu yang memiliki satu ginjal.
  • Tes urine untuk protein dalam urine: Terlalu banyak protein dalam urine bisa menjadi tanda masalah ginjal. Jadi, hal ini perlu rutin diperiksa dan dikendalikan.
  • Tekanan darah: Ginjal membantu mengendalikan tekanan darah. Setelah beberapa tahun hidup dengan satu ginjal, individu mungkin mengalami sedikit peningkatan tekanan darah, jadi penting untuk memeriksanya secara teratur.

Jika pemeriksaan kesehatan ginjal menunjukkan perubahan pada fungsi ginjal, maka perlu dilakukan pengobatan untuk memperpanjang usia ginjal. Pengobatan, perubahan gaya hidup, dan rujukan awal ke spesialis ginjal dapat memperlambat penurunan fungsi ginjal.

4. Individu dengan satu ginjal tetap bisa berolahraga

ilustrasi olahraga (unsplash.com/Alexander Redl)

Latihan fisik merupakan kebiasaan yang baik untuk kesehatan. Namun, penting bagi individu dengan satu ginjal untuk berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan cedera. Hal ini berlaku untuk orang yang lahir dengan satu ginjal maupun mengalami pengangkatan ginjal.

Beberapa dokter menyarankan untuk menghindari olahraga kontak, seperti sepak bola, tinju, hoki, sepak bola, seni bela diri, atau gulat.

Selain itu, mengenakan alat pelindung seperti rompi berbantalan di bawah pakaian dapat membantu melindungi ginjal dari cedera saat berolahraga. Ini dapat membantu mengurangi risiko, tetapi tidak akan menghilangkan risiko.

Sebaiknya, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter jika kamu ingin bergabung dalam suatu olahraga untuk mengetahui risiko yang mungkin kamu hadapi.

Juga, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang meliputi, mengurangi asupan garam, menghindari stres, jauhi rokok, jaga berat badan dan kolesterol, serta batasi konsumsi alkohol.

Verified Writer

Eka Ami

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya