Leukemia Limfoblastik Akut: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Kanker ini memengaruhi sel darah putih yang disebut limfosit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Leukemia limfoblastik akut (acute lymphoblastic leukemia atau ALL), atau juga dikenal sebagai leukemia limfositik akut (acute lymphocytic leukemia) atau acute lymphoid leukemia, adalah jenis kanker darah yang tumbuh cepat yang terbentuk di sel darah putih yang belum matang (limfosit). Kanker ini dimulai di sumsum tulang, di mana sel darah putih terbentuk.
Kata "akut" mengacu pada fakta bahwa penyakit berkembang dengan cepat dan menciptakan sel darah yang belum matang, sementara "limfoblastik" mengacu pada limfosit.
ALL biasanya menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya, seperti limpa, kelenjar getah bening, testis, otak, dan sumsum tulang belakang. Menurut American Cancer Society (ACS), ALL paling sering terjadi pada anak yang berusia di bawah 5 tahun.
Risiko berkurang hingga seseorang berusia pertengahan 20-an, dan kemudian meningkat lagi sesudah usia 50 tahun. Sekitar 60 persen kasus ALL terjadi pada anak-anak.
Menurut studi dalam Experimental Hematology & Oncology tahun 2020, secara global, sementara jumlah kasus leukemia yang baru didiagnosis meningkat dari 354,5 ribu pada 1990 menjadi 518,5 ribu pada 2017, age-standardized incidence rate (ASIR) menurun 0,43 per tahun per tahun. Jumlah ALL di seluruh dunia meningkat dari 49,1 ribu pada tahun 1990 menjadi 64,2 ribu pada tahun 2017, sedangkan ASIR mengalami penurunan. Antara tahun 1990 dan 2017, terdapat 55, 29, dan 111 negara atau teritori yang mengalami peningkatan signifikan, tetap stabil, dan masing-masing mengalami penurunan ASIR ALL yang signifikan.
1. Penyebab dan faktor risiko
ALL terjadi ketika sel sumsum tulang mengalami perubahan (mutasi) pada materi genetik atau DNA-nya. DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. Biasanya, DNA memberi tahu sel untuk tumbuh pada kecepatan yang ditentukan dan mati pada waktu yang ditentukan. Pada leukemia limfositik akut, mutasi memberitahu sel sumsum tulang untuk terus tumbuh dan membelah, seperti dijelaskan dalam laman Mayo Clinic.
Ketika ini terjadi, produksi sel darah menjadi tidak terkendali. Sumsum tulang menghasilkan sel-sel yang belum matang yang berkembang menjadi sel darah putih leukemia yang disebut limfoblas. Sel-sel abnormal ini tidak dapat berfungsi dengan baik, dan mereka dapat menumpuk dan mengeluarkan sel-sel sehat.
Tidak jelas apa yang menyebabkan mutasi DNA yang dapat menyebabkan leukemia limfositik akut.
Menurut ACS, ada beberapa faktor risiko yang diketahui untuk ALL, yaitu:
- Paparan radiasi: Terkena radiasi tingkat tinggi merupakan faktor risiko untuk ALL dan leukemia myeloid akut. Misalnya, orang yang selamat dari bom atom Jepang memiliki risiko yang sangat tinggi untuk terkena leukemia akut. Mengobati kanker dengan terapi radiasi juga meningkatkan risiko leukemia, meskipun lebih banyak untuk AML daripada ALL. Risikonya tampaknya lebih tinggi jika kemoterapi dan radiasi digunakan dalam pengobatan. Kemungkinan risiko leukemia dari paparan radiasi tingkat rendah, seperti dari tes pencitraan medis seperti sinar-X atau CT scan, tidak dipahami dengan baik. Paparan radiasi semacam itu, terutama pada awal kehidupan, dapat meningkatkan risiko leukemia, tetapi ini tidak jelas. Jika ada peningkatan risiko kemungkinan kecil, tetapi untuk amannya, kebanyakan dokter mencoba untuk membatasi paparan radiasi dari tes ini sebanyak mungkin, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
- Paparan bahan kimia tertentu: Risiko ALL dapat meningkat dengan paparan obat kemoterapi tertentu dan bahan kimia tertentu lainnya, termasuk benzena. Benzena digunakan di banyak industri untuk membuat produk lain, dan juga dalam asap rokok, serta beberapa lem, produk pembersih, detergen, perlengkapan seni, dan penghilang cat. Paparan bahan kimia lebih kuat terkait dengan peningkatan risiko AML daripada ALL.
- Infeksi virus tertentu: Infeksi human T-cell lymphoma/leukemia virus-1 (HTLV-1) dapat menyebabkan ALL sel T jenis langka. Sebagian besar kasus terjadi di Jepang dan kawasan Karibia. Di Afrika, virus Epstein-Barr (EBV) telah dikaitkan dengan limfoma Burkitt, serta bentuk ALL.
- Sindrom genetik tertentu: ALL sendiri tampaknya tidak memiliki komponen warisan yang kuat. Artinya, tampaknya tidak diturunkan dalam keluarga, jadi risiko seseorang tidak meningkat jika anggota keluarga (selain kembar identik) menderita penyakit tersebut. Akan tetapi, ada beberapa sindrom genetik (beberapa di antaranya dapat diturunkan dari orang tua) yang tampaknya meningkatkan risiko ALL. Ini termasuk: sindrom Down, sindrom Klinefelter, anemia Fanconi, sindrom Bloom, ataksia-telangiektasia, neurofibromatosis, dan sindrom Li-Fraumeni.
- Usia: ALL lebih mungkin terjadi pada anak-anak dan orang dewasa di atas usia 50 tahun.
- Ras/etnis: ALL lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada Afrika-Amerika, tetapi alasan untuk ini tidak jelas.
- Jenis kelamin: ALL sedikit lebih sering terjadi pada pria daripada perempuan. Alasan untuk ini tidak diketahui.
- Memiliki kembaran identik dengan ALL: Seseorang yang memiliki kembar identik yang mengembangkan ALL pada tahun pertama kehidupan memiliki peningkatan risiko terkena ALL.
Faktor lain yang telah dipelajari untuk kemungkinan hubungan dengan leukemia meliputi:
- Paparan medan elektromagnetik (seperti tinggal di dekat saluran listrik atau menggunakan ponsel).
- Paparan di tempat kerja terhadap solar, bensin, pestisida, dan bahan kimia tertentu lainnya.
- Merokok.
- Paparan pewarna rambut.
Sejauh ini, tidak satu pun dari faktor-faktor ini telah dikaitkan secara meyakinkan dengan ALL, tetapi penelitian di bidang ini terus berlanjut.
Baca Juga: Chronic Myelogenous Leukemia: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Baca Juga: 7 Mitos dan Fakta tentang Leukemia, yuk Cari Tahu Kejelasannya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.