TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal 3 Jenis Down Syndrome dan Penyebabnya, Sudah Tahu?

Terjadi karena kelebihan kromosom

ilustrasi anak dengan Down syndrome (pexels.com/Antoni Shkraba)

Intinya Sih...

  • Trisomi 21 adalah bentuk sindrom Down paling umum, menyumbang 95 persen kasus.
  • Jenis translokasi menyumbang sekitar 4 persen dari seluruh kasus sindrom Down.
  • Bentuk mosaikisme terjadi pada 1 persen kasus sindrom Down.

Tanggal 21 Maret diperingati sebagai World Down Syndrome Day atau Hari Sindrom Down Sedunia. 

Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dunia tentang sindrom Down. Tanggal 21 bulan ke-3 dipilih karena menandakan rangkap tiga (trisomi) pada kromosom ke-21 sindrom Down.

Sindrom Down adalah suatu kondisi ketika seseorang memiliki kromosom ekstra (kelebihan kromosom). Ini disebabkan oleh kesalahan pembelahan sel. Tidak diketahui mengapa hal ini terjadi, tetapi diketahui bahwa kesalahan tersebut terjadi pada saat pembuahan dan tidak ada hubungannya dengan apa yang dilakukan oleh ibu selama kehamilan. 

Orang dengan sindrom Down biasanya memiliki IQ lebih rendah dan lebih lambat dalam berbicara dibandingkan anak-anak lain. Ciri fisik umum dari sindrom Down meliputi wajah rata, mata sipit berbentuk almon, leher pendek, telinga kecil, lidah cenderung menjulur keluar, dan lain-lain.

Biar makin paham, ketahui tiga jenis sindrom Down dan apa saja penyebabnya dalam ulasan di bawah ini.

Baca Juga: 14 Mitos dan Fakta seputar Anak dengan Sindrom Down

1. Trisomi 21 (nondisjunction)

ilustrasi orang dengan Down syndrome (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebagai bentuk sindrom Down yang paling umum, trisomi 21 menyumbang 95 persen kasus.

Dilansir CMDSS, jenis sindrom Down ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pembelahan sel yang disebut “nondisjunction”. Ini menciptakan embrio dengan tiga salinan kromosom 21, bukan dua salinan seperti biasanya. 

Hal ini terjadi ketika sepasang kromosom ke-21 pada sperma atau sel telur gagal berpisah sebelum atau saat pembuahan. Kromosom tambahan tersebut akan direplikasi di setiap sel tubuh embrio.

Mengutip laman The Warren Center, materi genetik tambahan ini mengubah proses perkembangan dan menyebabkan sifat-sifat yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Misalnya, mengubah cara tubuh dan otak bayi berkembang, yang dapat menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi bayi.

2. Translokasi

ilustrasi orang dengan Down syndrome (pexels.com/Cliff Booth)

Jenis translokasi menyumbang sekitar 4 persen dari seluruh kasus sindrom Down.

Pada jenis ini, bagian dari kromosom 21 putus selama pembelahan sel dan menempel pada kromosom lain yang berbeda. Translokasi biasanya terjadi pada kromosom 14. Jumlah total kromosom tetap 46, tetapi kelebihan potongan dari kromosom 21 menyebabkan munculnya karakteristik sindrom Down.

Mengutip dari laman Childrens's Hospital of Philadelphia, setiap kali seorang anak didiagnosis dengan sindrom Down translokasi, kromosom kedua orang tua akan diuji untuk menentukan apakah translokasi tersebut diturunkan atau tidak.

Jika kromosom orang tua mengalami translokasi, maka dokter mengetahui bahwa anak tersebut mewarisi translokasi dari orang tuanya.

Apabila translokasi terdeteksi pada orang tua, ada faktor penting lain yang perlu dipertimbangkan. Kerabat kedua orang tua mungkin juga dapat mewarisi translokasi dan oleh karena itu berisiko mengalami masalah kehamilan serupa.

Karena alasan itu, orang yang pernah mengalami penataan ulang kromosom diimbau untuk memberikan informasi tersebut kepada kerabatnya sehingga mereka berkesempatan untuk mempelajari kromosomnya.

Verified Writer

Isna Zulfia

I do fun i think

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya