TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Paparan Logam Beracun Bisa Membahayakan Ovarium

Logam berat diduga bisa memicu ketidakseimbangan endokrin

ilustrasi lansia (freepik.com/freepik)

Perempuan paruh baya dengan kadar logam berat yang tinggi cenderung mengalami penurunan fungsi ovarium dan cadangan sel telur, yang dapat menyebabkan menopause lebih awal dan dampak negatifnya terhadap kesehatan, menurut sebuah studi terbaru dari Universitas Michigan, Amerika Serikat.

Diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada 25 Januari 2024, studi ini meneliti bagaimana paparan logam—termasuk arsenik, kadmium, merkuri dan timbal—berhubungan dengan konsentrasi penanda cadangan ovarium hormon anti-Müllerian (AMH) pada perempuan paruh baya.

Baca Juga: Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatan 

1. Berkurangnya cadangan ovarium

ilustrasi ovarium (freepik.com/freepik)

Para peneliti menganalisis sampel urine dan tes darah yang diambil dari 549 perempuan yang berpartisipasi dalam studi nasional berkelanjutan dari National Institutes of Health mengenai kesehatan perempuan.

Mereka menganalisis data dari tes darah AMH—yang menunjukkan secara kasar berapa banyak sel telur yang tersisa dalam indung telur seorang perempuan—hingga 10 tahun sebelum periode menstruasi terakhir perempuan tersebut, dan menemukan bahwa mereka yang memiliki konsentrasi logam berat yang lebih tinggi dalam urinenya cenderung memiliki kadar AMH yang lebih rendah.

"AMH seperti jam biologis bagi ovarium yang dapat memberikan petunjuk mengenai risiko kesehatan pada usia paruh baya dan di kemudian hari,” kata penulis studi Sung Kyun Park, profesor epidemiologi dan ilmu kesehatan lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Michigan, mengutip dari University of Michigan News.

Sedikit yang diketahui mengenai apakah paparan logam berat tingkat rendah pada populasi umum dapat memengaruhi cadangan ovarium pada perempuan yang mendekati masa menopause.

Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa logam berat yang tersebar luas, terutama kadmium, arsenik, dan merkuri, berhubungan dengan rendahnya kadar AMH dan penurunan AMH yang lebih cepat pada perempuan paruh baya.

Para peneliti mengakui bahwa mekanisme pasti bagaimana logam berat bertindak sebagai racun ovarium potensial belum dapat dijelaskan, tetapi Park mencatat bahwa logam berat dapat memengaruhi homeostasis hormon yang menyebabkan ketidakseimbangan endokrin, dilansir Royal Society of Chemistry.

Logam berat juga mendorong pembentukan spesies oksigen reaktif yang mengakibatkan apoptosis sel ovarium, penurunan pertumbuhan folikel, dan atresia folikel, tambahnya.

Meskipun para ahli di lapangan mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan pengaruh logam berat yang berbeda terhadap hormon pada perempuan dan laki-laki, tetapi studi baru ini menambah wawasan baru dengan melacak kadar AMH dari waktu ke waktu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya