TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asma Jantung: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Terlepas dari namanya, ini bukan jenis asma

ilustrasi asma jantung (vecteezy.com/ronnarong thanuthattaphong)

Intinya Sih...

  • Asma jantung adalah istilah untuk menggambarkan gejala mirip asma yang dapat terjadi pada gagal jantung sisi kiri.
  • Asma jantung dapat menyebabkan gejala pernapasan seperti sesak napas dan mengi, yang mudah disalahartikan sebagai asma.
  • Terlepas dari namanya, asma jantung bukanlah bentuk dari asma.

Asma jantung adalah istilah untuk menggambarkan gejala mirip asma yang dapat terjadi pada gagal jantung sisi kiri, suatu kondisi ketika bilik jantung bagian bawah (ventrikel kiri) tidak mampu memompa darah secara efisien.

Jika terjadi, kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala pernapasan seperti sesak napas dan mengi, yang mudah disalahartikan sebagai asma. Jadi, terlepas dari namanya, asma jantung bukanlah bentuk dari asma.

Asma jantung adalah kesulitan bernapas karena edema paru atau cairan di paru-paru. Cairan ini berasal dari hipertensi pulmonal, yang terjadi pada gagal jantung sisi kiri. Gagal jantung bukan berarti jantung tidak berfungsi. Artinya, darah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan darah.

1. Penyebab

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika penurunan curah jantung menyebabkan cairan menumpuk di dalam tubuh. Cadangan cairan ke dalam paru-paru (edema paru) dapat bermanifestasi sebagai masalah pernapasan ketika saluran udara dan kantung udara kecil di paru-paru mulai terisi cairan.

Meskipun efek ini mungkin tampak serupa dengan yang terjadi pada asma, tetapi ini disebabkan oleh peradangan dan penyempitan saluran udara.

Gagal jantung dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Asma jantung adalah tanda peringatan gagal jantung.

Beberapa faktor terkait kesehatan dapat meningkatkan risiko asma jantung antara lain:

  • Kondisi kesehatan yang mempengaruhi otot jantung.
  • Penyakit katup jantung.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit arteri koroner.
  • Detak jantung tidak teratur, seperti detak jantung yang cepat.
  • Segala kondisi kesehatan yang didapat atau genetik yang menyebabkan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi.
  • Anemia.
  • Tekanan tinggi di paru-paru.
  • Tiroid yang terlalu aktif.
  • Kelainan kelahiran yang memengaruhi fungsi jantung.
  • Minum alkohol secara berlebihan.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.

2. Gejala

ilustrasi sesak napas (freepik.com/KamranAydinov)

Gejala pernapasan akibat kegagalan ventrikel kiri dapat menyerupai gejala asma, terutama pada tahap awal penyakit. Ini bisa termasuk:

  • Mengi.
  • Sesak dada.
  • Batuk.
  • Sesak napas.

Bagi sebagian orang, gejala gagal jantung pada pernapasan mungkin merupakan gejala pertama atau paling utama. Namun, sering kali gejala ini muncul dibarengi gejala lain, beberapa di antaranya mungkin terlewatkan atau disebabkan oleh penyebab lain, seperti:

  • Kelelahan kronis.
  • Kelemahan terus-menerus.
  • Sesak napas saat berbaring atau berolahraga.
  • Kenaikan berat badan yang tidak terduga dengan retensi cairan.
  • Kurang nafsu makan atau mual.
  • Pembengkakan jaringan, terutama pada ekstremitas bawah (edema).
  • Sulit berkonsetrasi.
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur.
  • Peningkatan frekuensi kencing pada malam hari (nokturia).

Gejala-gejala di atas, terutama yang menetap atau memburuk, dapat mengindikasikan penyakit lain selain asma.

Asma jantung sangat umum terjadi pada orang lanjut usia, hampir sepertiganya akan mengalami gejala mengi saat pertama kali didiagnosis.

Serangan asma cenderung berkembang dan berakhir secara tiba-tiba, dan sebagian besar orang sembuh total tanpa efek jangka panjang. Sementara itu, sifat kronis dan progresif dari gagal jantung adalah gejala seperti sesak napas, batuk, dan kelelahan dapat membaik dalam waktu singkat, tetapi hampir selalu menetap sampai mendapat pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

3. Diagnosis

Asma jantung sulit didiagnosis karena gejalanya mirip asma. Kesalahan diagnosis sering terjadi.

Untuk membedakannya, dokter akan mengecek riwayat kesehatan dan faktor risiko terlebih dulu untuk menentukan apakah gagal jantung adalah penyebab gejala.

Tes yang dapat membantu mendiagnosis gagal jantung meliputi:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter mencari tanda-tanda asma jantung dan gagal jantung lainnya, seperti suara abnormal di paru-paru saat bernapas dan detak jantung tidak normal.
  • Tes darah: Membantu mendiagnosis kondisi yang dapat menyebabkan gagal jantung, memeriksa tanda-tanda peningkatan cairan, dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala.
  • Elektrokardiogram: Memonitor aktivitas listrik jantung dan membantu mengidentifikasi kelainan pada ritme jantung.
  • Ekokardiogram: Jenis USG untuk menghasilkan gambaran jantung. Gambar dapat menunjukkan berapa banyak darah yang dipompa jantung dan melakukan skrining ketidakteraturan atau kelainan pada fungsi pemompaan.
  • Rontgen dada: Mengidentifikasi pembesaran jantung atau cairan di paru-paru.
  • Tes pernapasan: Dokter mungkin merekomendasikan tes spirometri atau tes peak flow untuk menyaring masalah paru-paru.
  • Teknik pencitraan lainnya: CT atau MRI dapat menghasilkan gambar untuk menilai kesehatan jantung.

4. Pengobatan

ilustrasi obat-obat (pexels.com/Pixabay)

Pengobatan asma jantung bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah serangan asma yang lebih parah.

Tata laksana utama asma jantung adalah dengan mengobati penyakit jantung yang mendasarinya, salah satunya dengan menggunakan obat diuretik. Obat ini berfungsi untuk mengurangi retensi cairan dan mengurangi beban kerja jantung.

Selain itu, penggunaan obat bronkodilator dan kortikosteroid inhalasi juga dapat membantu mengurangi gejala dari asma jantung.

Terkadang, terapi dengan obat-obatan yang umumnya digunakan dalam pengobatan asma paru-paru tidak efektif dalam mengobati asma jantung. Oleh karena itu, ada penelitian baru yang menunjukkan bahwa faktor inflamasi dan faktor pertumbuhan jaringan juga berperan dalam menyebabkan penyumbatan saluran napas pada asma jantung. Hal ini membuka peluang untuk mengembangkan terapi baru yang lebih efektif dalam mengobati kondisi ini.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya