TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Episkleritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kemerahan pada mata yang terjadi mirip konjungtivitis

ilustasi seseorang dengan episkleritis (pexels.com/Samson Katt)

Episkleritis atau episcleritis adalah kondisi peradangan yang memengaruhi jaringan episklera antara konjungtiva (selaput lendir bening yang melapisi kelopak mata bagian dalam dan sklera) dan sklera (bagian putih mata) yang terjadi tanpa adanya infeksi. Tampilan merah akibat kondisi ini terlihat mirip konjungtivitis, tetapi tanpa belek.

Penyebab episkleritis tidak diketahui dengan jelas, tetapi dapat dikaitkan dengan kondisi inflamasi atau reumatologi sistemik yang mendasari, seperti rosasea, lupus, atau artritis reumatoid.

Gejala khas termasuk kemerahan umum atau lokal pada mata, yang mungkin disertai rasa sakit atau ketidaknyamanan ringan, tetapi tidak ada masalah penglihatan.

1. Jenis dan gejala

Gejala utama episkleritis adalah mata merah, biasanya pada satu atau kadang kedua mata. Dilansir Healthline, ada dua jenis episkleritis dan mereka terlihat sedikit berbeda satu sama lain:

  • Episkleritis simpel atau sederhana: Kemerahan di satu bagian dan terkadang di seluruh mata dengan sedikit ketidaknyamanan.
  • Episkleritis nodular: Benjolan yang sedikit menonjol dikelilingi oleh pembuluh darah yang melebar, biasanya di satu area mata, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Meskipun episkleritis sederhana dan nodular terlihat sedikit berbeda, tetapi mereka memiliki banyak gejala yang sama, termasuk:

  • Meluapnya air mata dari produksi air mata yang berlebihan.
  • Kepekaan terhadap cahaya terang.
  • Sensasi panas, berduri, atau berpasir di mata.

Gejala-gejala tersebut biasanya tidak memengaruhi penglihatan. Gejala juga mungkin hilang sendiri setelah beberapa minggu dan kembali beberapa bulan kemudian.

2. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi episkleritis (commons.wikimedia.org/Asagan)

Para ahli tidak tahu pasti penyebab episkleritis. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada penyebab spesifik yang ditemukan. Sekitar sepertiga pengidap episkleritis memiliki kondisi yang memengaruhi gangguan sistemik, seperti:

Penyebab lainnya meliputi:

  • Obat-obatan seperti topiramate dan pamidronate.
  • Cedera.

Beberapa hal dapat membuat seseorang lebih mungkin mengalami episkleritis, di antaranya:

  • Jenis kelamin: Kondisi ini lebih banyak memengaruhi perempuan daripada laki-laki.
  • Usia: Episkleritis dapat memengaruhi anak-anak, tetapi lebih umum pada orang dewasa, khususnya pada usia 40 dan 50 tahun.
  • Infeksi: Jarang, infeksi bakteri, jamur, atau virus tertentu dapat menjadi penyebab. Virus varisela, yang menyebabkan cacar ular atau herpes zoster (shingles), mungkin menjadi menjadi faktor dalam beberapa kasus.

Baca Juga: Blefaritis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter spesialis mata akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh. Mereka kemungkinan akan mulai dengan melihat warna mata. Jika perubahan warna lebih ke ungu kebiruan, bukan merah, mereka mungkin mendiagnosis kamu dengan skleritis.

Dokter juga akan melakukan pengujian dengan slit lamp. Ini akan membantu dokter tampilan tiga dimensi bagian depan mata. Dokter mungkin memberikan obat tetes mata sebelum pemeriksaan slit lamp untuk membuat kelainan lebih mudah dilihat.

4. Pengobatan

ilustrasi menggunakan obat tetes mata (freepik.com/jcomp)

Episkleritis dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga minggu jika tidak diobati. Sebagian besar dokter mengobati episkleritis untuk mempercepat pemulihan. Pengobatan episkleritis biasanya melibatkan (Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspectives, 2018):

  • Obat tetes mata kortikosteroid yang digunakan beberapa kali dalam sehari.
  • Tetes mata pelumas topikal, seperti air mata buatan.
  • Kompres dingin tiga sampai empat kali sehari.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid oral dapat diresepkan dokter dalam beberapa kasus yang parah.

Selain itu, dokter juga mungkin merekomendasikan penggunaan kacamata hitam saat beraktivitas di luar rumah. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya