TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penis Lelaki Ini Patah akibat Berguling saat Tidur

Penisnya dilaporkan menjadi mirip terong

ilustrasi penis (pexels.com/Deon Black)

Seorang laki-laki usia 27 tahun dari Tunisia terpaksa menjalani operasi darurat setelah penisnya patah di dua tempat saat tidur, yang menyebabkan dia mengalami kelainan bentuk penis seperti terong (eggplant deformity).

Laki-laki tersebut dilaporkan berguling menindih penisnya yang ereksi saat tidur, yang secara mengejutkan mengakibatkan suara patah yang terdengar dan diikuti rasa sakit yang hebat, serta kelemahan dan pembengkakan, tulis para penulis dalam sebuah laporan studi kasus yang diterbitkan dalam International Surgery of Case Reports.

Meskipun gejala yang dialami terdengar mengkhawatirkan, tetapi sayangnya laki-laki tersebut tidak segera mencari pertolongan medis ke rumah sakit, dia menunggu selama 36 jam.

Padahal, penis patah atau fraktur penis (penile fracture)—walaupun jarang terjadi—perlu pembedahan sesegera mungkin karena potensi konsekuensinya yang parah.

Penis patah dianggap sebagai kejadian langka

Menurut laporan kasus tersebut, petugas medis mengamati adanya pembengkakan signifikan pada penis, "penyimpangan" penis ke arah kanan, dan gumpalan darah di pangkal penis.

Juga, dilaporkan eggplant deformity yang khas, yaitu penis menjadi bengkak dan berwarna ungu seperti terong, yang menunjukkan bahwa penis tersebut retak atau patah.

Meskipun secara teknis penis tidak memiliki tulang, tetapi kata "patah" digunakan untuk menggambarkan robekan pada tunica albuginea, yaitu jaringan yang memungkinkan penis membesar dan ereksi.

Setelah laki-laki tersebut diberikan anestesi umum, dokter bedah melakukan operasi pada penis dan pada saat itu terungkap bahwa laki-laki tersebut menderita dua patah tulang, masing-masing berukuran 7 milimeter dan 10 milimeter.

Dalam literatur medis, mengalami patah penis lebih dari satu tempat tergolong sangat jarang.

Kabar baiknya, dokter dapat memperbaiki penis laki-laki tersebut tanpa masalah.

Pada hari kedua setelah operasi, pembengkakannya telah berkurang secara signifikan dan laki-laki tersebut mendapatkan kembali “fungsi ereksi penuh” pada hari keempat.

Selain itu, pasien tersebut juga tidak mengalami masalah jangka panjang terkait buang air kecil atau fungsi seksual akibat penis patah yang dia alami.

“Selama masa tindak lanjut 12 bulan, pasien belum melaporkan adanya komplikasi,” tulis petugas medis dalam laporan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya