TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perbedaan Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Sama-sama sebabkan sakit tenggorokan dan sulit menelan

ilustrasi radang tenggorokan (freepik.com/Lifestylememory)

Radang tenggorokan (strep throat) dan radang amandel (tonsilitis) adalah penyakit dengan gejala serupa, yang menyerang bagian dalam tenggorokan dan jaringan di sekitarnya.

Karena kemiripan gejala, banyak orang sulit membedakan radang amandel dan radang tenggorokan. Supaya tidak bingung lagi, yuk, ketahui perbedaan radang tenggorokan dan radang amandel lewat penjelasan di bawah ini! 

1. Perbedaan radang amandel dan radang tenggorokan secara definisi

Radang amandel merupakan inflamasi atau peradangan pada amandel (tonsil). Tonsila palatina atau amandel adalah dua benjolan kecil berbentuk oval yang terletak satu di kedua sisi tenggorokan. Warnanya merah muda sama seperti bagian tenggorokan lainnya, dijelaskan dalam laman Medical News Today.

Amandel adalah organ sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi secara alami. Amandel menghentikan kuman agar tidak berpindah lebih jauh ke tenggorokan hingga ke paru-paru. Ini merupakan fungsi penting pada anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang.

Radang tenggorokan, juga disebut sebagai faringitis streptokokus, adalah peradangan di tenggorokan akibat bakteri Streptococcus pyogenes.

Radang amandel melibatkan inflamasi pada amandel, sementara radang tenggorokan melibatkan bakteri spesifik yang menginfeksi tenggorokan. Ini juga bisa memengaruhi amandel. Karenanya, kita bisa saja mengalami radang tenggorokan dan radang amandel secara bersamaan. Namun, bakteri lain dapat menyebabkan radang amandel. Kuman lain, seperti virus, juga dapat menyebabkan penyakit ini.

2. Perbedaan penyebab

ilustrasi bakteri Streptococcus pyogenes (flickr.com/ZEISS Microscopy)

Ada beberapa kemungkinan penyebab radang amandel dan satu penyebab utama radang tenggorokan. Kedua infeksi tersebut berkembang setelah kontak langsung dengan virus atau bakteri, yang memicu respons peradangan dari sistem kekebalan tubuh.

Radang amandel

Kebanyakan kasus radang amandel terjadi ketika kita berkontak dengan virus tertentu. Kasus radang amandel lainnya disebabkan oleh bakteri, biasanya sama dengan penyebab radang tenggorokan (BMJ Clinical Evidence, 2014).

Menurut Johns Hopkins Medicine, beberapa penyebab kuman yang paling umum meliputi:

  • Virus yang menyebabkan pilek.
  • Virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononukleosis.
  • Virus herpes simpleks, yang menyebabkan herpes genital dan herpes mulut.
  • Virus campak
  • Bakteri Streptococcus grup A, yang juga menyebabkan radang tenggorokan.

Radang tenggorokan

Bakteri Streptococcus grup A dapat menyebabkan beberapa infeksi pernapasan dan kulit yang berbeda, termasuk radang tenggorokan.

Streptococcus mudah menular melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, meskipun tidak ada gejala yang terlihat. Menurut laporan dalam jurnal (Infection and Immunity, 2014), kamu bisa tertular dengan cara:

  • Menghirup droplet yang mengandung bakteri dari batuk atau bersin.
  • Berbagi barang-barang pribadi seperti peralatan makan atau sikat gigi.
  • Menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Bakteri penyebab radang tenggorokan lebih jarang ditularkan melalui makanan atau air.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Amandel yang Normal dan Tidak Normal

3. Perbedaan gejala

Radang amandel dan radang tenggorokan memiliki banyak gejala yang sama, dan kita mungkin akan merasakan sakit tenggorokan sebagai gejala utamanya.

Radang amandel

Gejala radang amandel dapat bervariasi berdasarkan penyebab infeksinya (virus atau bakteri). Secara umum, gejala terseringnya adalah:

  • Sakit tenggorokan.
  • Amandel bengkak dan berwarna merah gerap mungkin ada lapisan putih.
  • Demam dan menggigil.
  • Sakit kepala.
  • Mendengkur.
  • Nyeri saat menelan atau sulit menelan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di sisi area leher atau rahang.
  • Bau mulut.

Radang amandel karena virus juga bisa disertai gejala lain seperti batuk, hidung meler, suara serak, dan mata merah (konjungtivitis), dilansir Centers for Disease Control and Prevention.

Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebar dari amandel ke area di sekitarnya, membentuk luka yang bengkak dan nyeri yang disebut abses peritonsil. Jika terjadi, kita bisa mengalami:

  • Sakit tenggorokan yang parah.
  • Suara teredam.
  • Produksi air liur berlebihan, bisa menyebabkan mengiler.
  • Kesulitan membuka mulut.

Radang tenggorokan

Gejala umum radang tenggorokan meliputi:

  • Sakit tenggorokan yang mungkin tampak merah dengan bercak putih.
  • Demam dan menggigil.
  • Sakit kepala
  • Kesulitan atau nyeri saat menelan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian depan leher.
  • Bintik merah kecil (petechiae) di langit-langit mulut.

Beberapa orang mungkin juga mengalami gejala seperti mual, muntah, kelelahan, badan sakit, dan rasa tidak enak badan.

Apabila tidak diobati, bakteri bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi tersebut antara lain:

  • Abses di amandel atau leher.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
  • Infeksi sinus.
  • Infeksi telinga.
  • Demam reumatik.

4. Perbedaan diagnosis

ilustrasi pemeriksaan amandel (freepik.com/stefamerpik)

Untuk radang amandel, biasanya dokter dapat membuat diagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik pada tenggorokan.

Untuk radang tenggorokan, dokter akan memeriksa tenggorokan, meraba area kepala dan leher. Namun, dokter tidak bisa selalu mengetahui apakah itu bakteri Streptococcus grup A, bakteri lainnya, atau virus yang menyebabkan infeksi hanya dengan melihat tenggorokan dan amandel.

Tes cepat untuk strep atau kultur tenggorokan bisa memverifikasi apakah itu radang tenggorokan atau bukan. Dokter juga dapat melakukan tes cepat usap virus nasofaring untuk memeriksa virus tertentu.

Dokter akan mengusap bagian belakang tenggorokan dan amandel untuk mengambil sampel, menempatkannya dalam wadah, dan mencampurkannya dengan larutan untuk memeriksa keberadaan bakteri. Tes ini akan memberi tahu apakah ada bakteri Streptococcus grup A atau tidak.

Dalam beberapa kasus, hasil tes cepat untuk radang bisa negatif, tetapi dokter mungkin masih mencurigai radang tenggorokan. Dalam kasus ini, dokter akan mengirimkan kultur tenggorokan ke laboratorium. Biasanya hasilnya akan keluar dalam waktu hingga dua hari.

Menurut studi, radang tenggorokan paling umum terjadi pada anak usia sekolah, sementara radang amandel akut umumnya menyerang anak-anak berusia 4–8 tahun dan dewasa muda berusia 15–25 tahun.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya