TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Perimenopause, Transisi Menuju Menopause

Durasi rata-rata perimenopause adalah 4 tahun

ilustrasi perimenopause (unsplash.com/Artem Beliaikin)

Intinya Sih...

  • Perimenopause adalah sebuah proses—transisi bertahap secara alami.
  • Perimenopause adalah transisi menuju menopause yang dimulai beberapa tahun sebelum menopause, dengan rata-rata durasi 4 tahun.
  • Gejala perimenopause meliputi perubahan suasana hati, hot flash, kesulitan tidur, dan gejala mirip PMS.

Perimenopause, atau transisi menopause, dimulai beberapa tahun sebelum menopause. Ini adalah waktu ketika ovarium secara bertahap mulai membuat lebih sedikit estrogen. Biasanya perimenopause dimulai pada usia 40-an, tetapi bisa dimulai pada usia 30-an, atau bahkan lebih awal.

Perimenopause berlangsung hingga menopause, titik ketika ovarium berhenti melepaskan sel telur. Dalam 1 hingga 2 tahun terakhir perimenopause, penurunan estrogen makin cepat. Pada tahap ini, banyak perempuan mengalami gejala menopause.

Durasi rata-rata perimenopause adalah 4 tahun. Namun, untuk beberapa perempuan tahap ini bisa berlangsung hanya beberapa bulan atau berlanjut selama 10 tahun. Perimenopause dikatakan berakhir saat perempuan telah melewati 12 bulan tanpa menstruasi.

1. Penyebab

Perimenopause adalah proses alami yang terjadi ketika ovarium secara bertahap berhenti bekerja. Ovulasi bisa menjadi tidak menentu dan kemudian berhenti. Siklus menstruasi memanjang dan alirannya bisa menjadi tidak teratur sebelum periode menstruasi terakhir.

Gejala disebabkan oleh perubahan kadar hormon dalam tubuh. Ketika estrogen lebih tinggi, kamu mungkin memiliki gejala seperti sindrom pramenstruasi (PMS). Saat kadar estrogen rendah, kamu mungkin mengalami hot flash atau keringat malam. Perubahan hormon ini mungkin bercampur dengan siklus menstruasi normal.

2. Tanda dan gejala

ilustrasi perimenopause (unsplash.com/Julia Caesar)

Setiap perempuan mungkin tidak mengalami perimenopause dengan cara yang sama. Tanda dan gejala umumnya meliputi:

  • Perubahan suasana hati.
  • Perubahan hasrat seksual.
  • Sulit konsentrasi.
  • Sakit kepala.
  • Keringat malam.
  • Hot flash.
  • Kekeringan vagina.
  • Masalah tidur.
  • Nyeri sendi dan otot.
  • Banyak berkeringat.
  • Sering buang air kecil.
  • Gejala mirip PMS.

Gejala perimenopause mungkin terlihat seperti kondisi lain. Temui dokter untuk diagnosis akurat.

Baca Juga: Menopause Dini: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Perawatan

3. Diagnosis

Perimenopause adalah sebuah proses—transisi bertahap secara alami. Tidak ada satu tes atau tanda yang cukup untuk menentukan apakah kamu telah memasuki perimenopause. Dokter mempertimbangkan banyak hal, termasuk usia, riwayat menstruasi, dan gejala atau perubahan tubuh yang dialami.

Beberapa dokter mungkin memesan tes untuk memeriksa kadar hormon. Namun, selain memeriksa fungsi tiroid, yang dapat memengaruhi kadar homon, tes hormon jarang diperlukan atau berguna untuk mengevaluasi perimenopause.

4. Penanganan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Tidak ada pengobatan untuk menghentikan perimenopause. Perimenopause adalah bagian alami dari kehidupan perempuan. “Penyembuhan” untuk perimenopause terjadi ketika menstruasi berhenti dan kamu memasuki masa menopause.

Meski demikian, dokter mungkin merekomendasikan perawatan, baik yang dijual bebas atau resep, untuk meringankan gejala. Ini mungkin termasuk:

  • Antidepresan: Membantu mengatasi perubahan suasana hati atau depresi.
  • Pil KB: Membantu menstabilkan kadar hormon dan biasanya meredakan gejala.
  • Terapi estrogen: Menstabilkan kadar estrogen. Ini dapat digunakan dalam bentuk terapi estrogen sebagai krim, gel, patch, atau pil.
  • Gabapentin: Obat kejang yang juga dapat meredakan hot flash pada beberapa perempuan.
  • Krim vagina: Dokter dapat memberi resep dan opsi krim vagina yang dijual bebas. Ini dapat mengurangi rasa sakit yang berhubungan dengan seks dan meredakan kekeringan pada vagina.

Dokter akan mendiskusikan risiko dan manfaat perawatan perimenopause dan merekomendasikan pilihan terbaik berdasarkan kebutuhan kamu. Perubahan gaya hidup tertentu, seperti menerapkan pola makan sehat, olahraga ringan, dan menghindari makanan atau aktivitas yang memicu hot flash juga dapat membantu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya