TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Efek Samping Konsumsi Paracetamol Jangka Panjang

Bisa menyebabkan masalah ginjal dan hati

ilustrasi obat (pexels.com/Michelle Leman)

Intinya Sih...

  • Parasetamol adalah obat bebas yang populer untuk mengatasi nyeri dan demam
  • Berlebihan konsumsi parasetamol dapat merusak hati dan meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, serta kematian mendadak
  • Tips aman menggunakan parasetamol termasuk tidak melebihi dosis rekomendasi dokter dan berkonsultasi dengan dokter jika gejala tidak kunjung membaik setelah tiga hari

Parasetamol atau paracetamol merupakan salah satu obat bebas yang populer dan sering menjadi andalan saat mengalami nyeri atau demam.

Bahkan, parasetamol ini kerap disebut "obat dewa" yang digunakan dalam mengatasi berbagai gejala dan bisa dibeli secara bebas. Parasetamol juga merupakan obat yang relatif aman jika digunakan sesuai dengan aturan pakai.

Parasetamol sendiri bekerja dalam menghambat prostaglandin sehingga nyeri dan demam mereda. Walaupun aman, tetapi penggunaan parasetamol bisa menyebabkan efek samping jika dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka panjang. Apa saja?

1. Bisa merusak hati

ilustrasi obat demam paracetamol (commons.wikimedia/picasa2.7)

Parasetamol dimetabolisme melalui dua jalur, di antaranya glukuronidasi dan sulfatasi.

Bila kedua jalur tersebut jenuh maka akan meningkatkan jumlah N-Acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI) memalui jalur oksidasi oleh sitokrom P450.

NAPQI ini akan dieliminasi dengan dikonjugasi oleh glutation dan diubah menjadi asam mekapturat yang dieksresi melalui urine.

Bila dosis parasetamol berlebih dan dalam jangka panjang, jumlah glutation pada sel hati akan habis sehingga jumlah NAPQI yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pada hati.

Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa parasetamol memungkinkan efek hepatotoksik lebih tinggi dibandingkan dengan ibuprofen jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan dosis berlebih. Hal tersebut karena ibuprofen memiliki difenilamin sehingga efek kerusakan hati lebih rendah.

Pemberian parasetamol selama tiga minggu terbukti meningkatkan kadar SGPT.

SGPT merupakan enzim spesifik yang dikeluarkan jika hati mengalami kerusakan, sehingga SGPT digunakan untuk mendiagnosis kerusakan pada hati.

Baca Juga: Paracetamol Diklaim Bikin Empuk Daging, Amankah?

2. Efek lain yang mungkin akan dialami

ilustrasi obat (pexels.com/Pixabay)

Berdasarkan beberapa penelitian, selain bisa merusak hati jika berkonsumsi berlebihan, parasetamol juga meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, serta kematian mendadak.

Selain itu, obat pereda nyeri ini juga bisa menyebabkan pendarahan gastrointestinal dan gangguan fungsi ginjal.

Tak hanya itu, biasanya jika digunakan terlalu sering, obat akan menyebabkan ketergantungan atau bahkan menyebabkan obat tidak mempan lagi.

Jadi, bijaklah dalam menggunakan obat, apalagi jika dibeli bebas dan tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Verified Writer

Rifka Naila

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya