Studi: Puasa Ramadan Memengaruhi Jumlah Mikrobiota Usus
Puasa membuat mikrobiota usus menjadi lebih kaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mikrobioma usus atau mikrobioma gastrointestinal pada manusia terdiri dari triliunan mikroorganisme. Organisme-organisme tersebut memiliki peran penting dalam pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Maka dari itu, menjaga jumlah bakteri baik perut sangat penting.
Jumlah mikroorganisme yang ada dalam usus dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti makanan, lingkungan, dan obat-obatan. Menurut penelitian, puasa Ramadan memiliki pengaruh terhadap komposisi mikrobiota usus.
1. Analisis menggunakan pengurutan gen asam ribosom ribonukleat
Para peneliti menggunakan populasi Muslim di Turki untuk melihat komposisi mikrobiota usus. Penelitian ini melibatkan 12 orang dewasa sehat yang menjalankan puasa 15 jam setiap hari selama bulan Ramadan (Frontiers in Microbiology, 2023).
Semua peserta penelitian diminta untuk mengikuti pola makan rutin mereka dan menghindari olahraga selama masa penelitian.
Pengukuran antropometri (pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik) dilakukan pada partisipan, baik sebelum maupun sesudah puasa. Ini termasuk berat badan, tinggi badan, catatan makanan selama tiga hari, dan sampel tinja.
Sampel tinja kemudian dianalisis menggunakan pengurutan (sequencing) gen asam ribosom ribonukleat (rRNA) 16S dan bioinformatika untuk menentukan potensi perubahan komposisi mikrobiota usus.