Varian COVID-19 HV.1 dan JN.1 Menimbulkan Kekhawatiran
Diperkirakan kasus COVID-19 di AS akan meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dua varian COVID-19 dilaporkan sedang diawasi secara ketat di Amerika Serikat, yaitu HV.1 dan JN.1. Pejabat kesehatan setempat memperkirakan kasus COVID-19 akan meningkat, bersamaan dengan flu dan respiratory syncytial virus (RSV).
Ketika virus COVID-19 bermutasi dengan cepat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga terus memantau perkembangan varian JN.1. Varian ini pertama kali terdeteksi pada September 2023 di Amerika Serikat (AS), dan telah ditemukan di 11 negara lainnya.
CDC juga melakukan hal yang sama terhadap varian HV.1. Menurut laporan CDC, hingga 28 Oktober 2023, HV.1 menjadi jenis virus corona yang umum dan mencakup seperempat dari seluruh kasus COVID-19 di AS.
JN.1 diawasi secara ketat
Pada akhir Oktober 2023, JN.1 sangat jarang terdeteksi sehingga menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi COVID-19 di AS, menurut CDC dalam keterangan tertulis. Namun, varian ini telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat di belahan dunia lain sejak pertama kali diidentifikasi di Luksemburg pada akhir Agustus 2023.
Dilansir Everyday Health, Shaun Truelove, PhD, menyatakan varian dengan cepat menyebar dan mencakup sekitar 70 persen infeksi COVID-19 di Islandia. Shaun adalah asisten ilmuwan di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, AS.
Editor’s picks
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa JN.1 memiliki mutasi berbeda yang dapat varian ini menghindari kekebalan dibandingkan dengan strain sebelumnya.
"Virus ini terus berevolusi, terus-menerus berusaha melepaskan diri dari kekebalan apa pun yang kita miliki," jelas Shaun.