ilustrasi mual (unsplash.com/Kyle Glenn)
Dikutip Cleveland Clinic, obat amphetamine/dextroamphetamine dapat menyebabkan efek samping yang ringan hingga berat. Apabila efek samping berat segera beritahu dokter. Contoh efek samping ringan antara lain:
- Kehilangan nafsu makan.
- Sulit tidur.
- Berat badan berkurang.
- Pandangan kabur.
- Mual dan pusing.
Sedangkan efek samping berat yang membutuhkan pengobatan medis antara lain:
- Tekanan darah menjadi tinggi.
- Perubahan di ritme jantung misalnya seperti detak jantung bertambah cepat atau tidak beraturan.
- Perubahan suasana hati misalnya mendadak murung, berpikiran untuk melakukan bunuh diri atau melukai diri, halusinasi, menjadi agresif.
- Jari tangan atau jari kaki berubah warna dan mati rasa.
- Stroke.
Itulah informasi penting terkait obat amphetamine/dextroamphetamine yang umumnya digunakan untuk mengontrol gejala ADHD dan mengobati gejala narkolepsi. Dikarenakan obat ini mempunyai risiko kecanduan yang tinggi, sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi secara terus-menerus terutama di luar resep dari dokter.
Obat ini juga kurang cocok untuk anak kecil dan orang dewasa yang mempunyai riwayat sakit jantung, penyakit jantung bawaan, stroke, atau tekanan darah tinggi. Tidak lupa untuk memberitahu dokter bila mengonsumi obat rutin lainnya karena amphetamine/dextroamphetamine dapat berinteraksi dengan obat yang lain.
Orangtua yang mempunyai anak dengan kondisi ADHD dan mengonsumsi obat ini sebaiknya mengikuti petunjuk dari dokter saat sedang memberikan obat. Pantau efek samping obat baik dalam bentuk fisik misalnya nafsu makan berkurang atau perubahan emosi atau perilaku anak misalnya mendadak murung atau agresif. Apabila mendapati gejala/reaksi yang kurang wajar segera beritahu dokter.