ilustrasi sampel darah untuk tes AMH (pexels.com/Los Muertos Crew)
Meski anemia mikrositik bisa menyebabkan tanda-tanda yang terdeteksi ketika pemeriksaan fisik, tetapi tidak selalu demikian. Anemia mikrositik biasanya didiagnosis dengan tes darah. Namun, terkadang tes darah spesifik tambahan juga digunakan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Anemia mikrositik terkadang terdeteksi selama pemeriksaan dan pengujian untuk kondisi lain atau selama pemeriksaan fisik rutin. Dokter kemungkinan melihat tanda-tanda seperti kulit pucat, denyut nadi lemah, tekanan darah rendah, detak jantung yang cepat, atau pembesaran limpa (spenomegali).
Sering kali, tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) merupakan bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin dan sering dilakukan jika ada tanda atau gejala anemia. Tes darah lain yang mungkin dibutuhkan untuk evaluasi lebih lanjut termasuk apusan darah, tes zat besi, tes genetik, atau tes untuk kadar timbal. Tes diagnostik tambahan kemungkinan dibutuhkan.
Tes darah meliputi:
- CBC: Dengan anemia mikrositik, pasien kemungkinan mempunyai jumlah sel darah normal atau rendah. Volume sel darah rata-rata (MCV) rendah di bawah 80-100 femtoliter, lebar distribusi sel darah merah (RDW) yang normal atau tinggi, dan hemoglobin sel rata-rata konsentrasi (MCHC) yang di bawah 27-31 pikogram per sel.
- Apusan darah: Pada anemia mikrositik, sel darah merah akan tampak kecil dan sering kali pucat saat diamati melalui mikroskop.
- Tes genetik: Tes genetik bisa mengidentifikasi talasemia atau penyebab herediter dari anemia sideroblastik.
- Tingkat zat besi: Tingkat zat besi bisa diukur dalam darah untuk menentukan apakah ada kekurangan.
- Kadar timbal: Jika ada kekhawatiran tentang toksisitas timbal, logam beracun ini bisa diukur dalam sampel darah.
Terkadang, anemia mikrositik disebabkan oleh pendarahan atau penyakit kronis. Jika memungkinkan, dokter mungkin memesan tes diagnostik tambahan untuk mengidentifikasi penyebab anemia. Tes yang kemungkinan dibutuhkan meliputi:
- Urinalisis: Ini merupakan pengujian sampel urine. Tes ini bisa mengidentifikasi darah dalam urine, yang merupakan salah satu tanda hemolisis atau pendarahan.
- Tes pencitraan: Jika ada kekhawatiran tentang kanker atau penyebab struktural perdarahan, tes pencitraan seperti ultrasound bisa membantu memvisualisasikannya.
- Kolonoskopi: Tes invasif ini bisa mengidentifikasi sumber pendarahan di usus.
- Endoskopi: Tes invasif ini bisa mengidentifikasi perdarahan, kanker, atau ulkus di kerongkongan atau perut.
- Biopsi sumsum tulang: Biopsi sumsum tulang kemungkinan dibutuhkan jika ada kekhawatiran tentang penyakit sumsum tulang atau kanker sumsum tulang. Jarum digunakan untuk mengambil sumsum dari tulang untuk diperiksa di laboratorium.
Riwayat kesehatan, riwayat keluarga, gejala, pemeriksaan fisik, dan tes darah pasien akan digunakan untuk menentukan, jika ada, tes diagnostik yang mungkin pasien butuhkan.