ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) hanya menyetujui ketamine untuk anestesi umum. Namun, obat ini memiliki beberapa kegunaan di luar label (penggunaan obat di luar indikasi yang tertera dalam label dan belum disetujui BPOM).
1. Menginduksi anestesi umum
Dokter menggunakan ketamine untuk menginduksi anestesi umum saja atau dengan anestesi umum lainnya, seperti nitrous oxide. Dokter menggunakannya di unit gawat darurat untuk menghasilkan obat penenang jangka pendek ketika:
- Mengurangi patah tulang.
- Mengobati dislokasi sendi.
- Memperbaiki luka pada individu yang tidak kooperatif, seperti anak-anak.
2. Mengobati rasa sakit
Dilansir StatPearls, dokter menggunakan dosis rendah ketamine yang tidak menghasilkan disosiasi untuk menghilangkan rasa sakit yang parah dari kondisi berikut:
- Trauma.
- Patah tulang.
- Sakit perut.
- Nyeri lengan atau kaki.
- Nyeri punggung bawah.
3. Mengobati status epileptikus
Status epileptikus adalah ketika seseorang mengalami kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit atau mengalami lebih dari satu kali kejang dalam waktu 5 menit.
Status epileptikus refrakter (RSE) adalah suatu bentuk status epileptikus yang tidak merespons obat antikejang standar. Ini adalah penyakit parah yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
Studi menemukan bahwa ketamine dapat secara efektif mengobati RSE (Seizure, 2015). Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi temuan penelitian dan membuktikan keamanan penggunaan ketamine untuk mengatasi kondisi ini.
4. Mengobati depresi
Sebuah penelitian mencatat bahwa beberapa penelitian menunjukkan ketamine dapat dengan cepat meredakan depresi pada orang yang tidak merespons pengobatan lain dengan baik (JAMA Psychiatry, 2017).
Meskipun terdapat hasil positif, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa data mengenai penggunaan ketamine untuk depresi terbatas, sehingga praktisi kesehatan mental harus mempertimbangkan risiko obat sebelum meresepkannya.
Ada studi yang memperingatkan bahwa penggunaan ketamine yang tidak tepat adalah masalah kesehatan di seluruh dunia karena sifat halusinogennya. Mengingat hal ini, mereka mendesak dokter untuk meresepkan antidepresan standar sebelum mencoba ketamine untuk depresi (BMC Medical Ethics, 2016).
5. Mengobati kecemasan
Penelitian tentang penggunaan ketamine untuk mengatasi kecemasan masih langka. Namun, satu penelitian menunjukkan bahwa ketamine dapat membantu orang dengan gangguan kecemasan sosial (Neuropsychopharmacology, 2017). Kondisi ini melibatkan ketakutan yang nyata terhadap situasi sosial.
Uji klinis tersebut menguji ketamine pada 18 peserta dan menyimpulkan bahwa obat tersebut mungkin efektif mengobati gangguan kecemasan sosial.
Karena beberapa uji coba lain menunjukkan ketamine mungkin memiliki efek antikecemasan yang signifikan, penulis mendorong penelitian di masa depan untuk mengeksplorasi kemungkinan manfaat ini secara lebih mendalam.