Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sitophilus oryzae, kutu beras, atau rice weevil. (commons.wikimedia.org/Olaf Leillinger)

Intinya sih...

  • Kutu beras adalah serangga kecil yang ditemukan pada biji-bijian seperti beras, gandum, dan jagung di rumah.
  • Kutu beras tidak berbahaya secara langsung bagi manusia karena tidak menularkan penyakit atau menghasilkan racun.
  • Kutu beras memengaruhi rasa, tekstur, dan nutrisi akhir beras, sehingga sangat disarankan untuk mencegah invasi kutu beras sejak dini.

Kutu beras (atau Sitophilus oryzae) atau rice weevil adalah kumbang kecil yang sering ditemukan pada biji-bijian, seperti beras, gandum, dan jagung.

Serangga kecil ini umum ditemukan di rumah yang menyimpan beras dan biji-bijian lainnya dalam jumlah besar untuk jangka waktu lama. Saat membuka karung beras dan melihat adanya kutu beras, kamu pasti merasa jijik atau panik. Ini memunculkan pertanyaan penting: apakah aman jika kutu beras termakan?

Meskipun kehadirannya mungkin mengkhawatirkan, tetapi kutu beras biasanya tidak menimbulkan ancaman kesehatan secara langsung. Mari kita bahas lebih lanjut tentang apakah serangga ini aman jika sampai termakan.

1. Apa itu kutu beras

Kutu beras adalah sejenis kumbang yang banyak ditemukan di daerah tropis. Serangga ini berukuran kecil, panjangnya sekitar 2–3 milimeter, dengan tubuh berwarna cokelat kemerahan atau hitam.

Kutu beras ditemukan di ladang sebelum panen, tetapi biasanya baru terlihat beberapa saat kemudian, biasanya setelah diolah. Tanda-tanda adanya kutu pada beras meliputi lubang bundar di biji beras, dan bulir beras terasa lembap karena peningkatan kadar air

Yang membuat kutu beras sulit dikenali adalah mereka bertelur di dalam bulir beras itu sendiri. Ketika telur menetas, larva memakan bulir beras hingga siap menjadi dewasa. Inilah sebabnya kamu mungkin baru melihatnya setelah infestasi berlangsung beberapa saat hingga kutu beras tumbuh dewasa.

2. Apakah kutu beras berbahaya bagi manusia?

Sitophilus oryzae, kutu beras, atau rice weevil. (commons.wikimedia.org/CSIRO)

Meskipun tampak menjijikkan, tetapi kutu beras sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia seperti hama lainnya.

Kutu beras tidak berbahaya secara langsung bagi manusia karena tidak menularkan penyakit apa pun kepada manusia.

Kutu beras tidak menghasilkan racun apa pun, dan mengonsumsinya secara tidak sengaja tidak akan menyebabkan masalah kesehatan apa pun.

Namun, hanya karena kutu beras tidak secara langsung membahayakan, tetapi bukan berarti kehadiran mereka boleh diabaikan. Mereka memakan beras, dan ini dapat mengurangi kualitas gizi beras secara keseluruhan.

Selain itu, kutu beras dapat dengan cepat menyebar ke makanan lain di dapur, yang dapat menyebabkan pemborosan makanan yang signifikan jika tidak ditangani.

3. Nilai gizi

Kutu beras dan serangga lainnya sebenarnya cukup bergizi. Para peneliti secara umum setuju bahwa serangga kaya akan protein, lemak, dan vitamin dan telah dikonsumsi dalam berbagai budaya selama berabad-abad.

Faktanya, serangga dipromosikan sebagai sumber protein alternatif yang berkelanjutan karena dampak lingkungannya yang rendah dibandingkan dengan peternakan tradisional.

Namun, kutu beras biasanya tidak dikonsumsi secara sengaja. Kehadiran mereka lebih merupakan tanda bahwa beras disimpan secara tidak benar atau telah rusak. Meskipun kutu beras tidak akan membahayakan kesehatan, tetapi kebanyakan orang lebih suka menyingkirkannya.

4. Kelemahannya

ilustrasi sajian nasi putih (unsplash.com/Inna Safa)

Meskipun kutu beras tidak berbahaya, tetapi ada beberapa alasan mengapa kamu sebaiknya tidak memakannya.

Pertama adalah dampaknya terhadap rasa dan tekstur nasi. Nasi yang terserang sering kali memiliki rasa tengik atau pahit, yang dapat memengaruhi kualitas makanan.

Selain itu, larva di dalam nasi dapat meninggalkan residu berpasir atau seperti tepung, membuat nasi kurang nikmat untuk dimakan.

Kelemahan lainnya adalah kualitas gizi nasi menurun saat dihinggapi kutu beras. Saat larva memakan biji-bijian, mereka mengonsumsi sebagian nutrisi, sehingga nasi mengandung lebih sedikit karbohidrat dan vitamin. Meskipun tidak akan membuat nasi berbahaya untuk dimakan, tetapi hal itu akan membuatnya kurang bergizi dan kurang lezat.

5. Cara mencegah invasi kutu beras

Untuk menghindari invasi kutu beras, penyimpanan yang tepat adalah kuncinya. Salah satu metode yang paling efektif adalah menyimpan beras dalam wadah kedap udara. Ini dapat mencegah kutu beras masuk dan bertelur.

Bahan seperti kaca atau plastik dengan segel yang rapat berfungsi paling baik. Selain itu, menjaga dapur tetap bersih dan bebas dari tumpahan dapat membantu mencegah kutu beras dan hama lainnya menyerang makanan.

Tindakan pencegahan lainnya adalah dengan membekukan beras selama 48 jam saat pertama kali kamu membelinya. Pembekuan membunuh telur atau larva yang mungkin sudah ada di dalam beras. Setelah dibekukan, simpan beras di tempat yang sejuk dan kering. Menjaga dapur tetap bersih dan memeriksa makanan secara teratur juga dapat membantu mendeteksi serangan hama sejak dini.

Kesimpulannya, tidak apa-apa jika kamu tanpa sengaja memakan kutu beras. Memakan kutu beras tidak akan membahayakan kesehatan. Serangga ini tidak membawa penyakit atau menghasilkan racun berbahaya, jadi mengonsumsinya secara tidak sengaja tidak berbahaya. Namun, kutu beras memengaruhi rasa, tekstur, dan nutrisi akhir beras. Karena alasan ini, sangat disarankan untuk mencegah invasi kutu beras sejak dini.

Referensi

"Rice Weevils." All-American Pest Control. Diakses Oktober 2024. 
Kim, Tae-Kyung, Hae In Yong, et al. “Edible Insects as a Protein Source: A Review of Public Perception, Processing Technology, and Research Trends.” Food Science of Animal Resources 39, no. 4 (July 16, 2019): 521–40.
"How to Prevent Bugs in Rice." Livestrong. Diakses Oktober 2024. 
"Is rice with weevils safe to eat." Singapore Food Agency. Diakses Oktober 2024. 
"Weevils: What to Know." WebMD. Diakses Oktober 2024. 

Editorial Team