ilustrasi olahan ceker ayam (vecteezy.com/Bigc Studio)
Tubuh manusia menghasilkan dua jenis kolesterol utama, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. LDL berfungsi membawa kolesterol dari hati ke jaringan tubuh, tetapi kelebihannya dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan arteri. Sementara, HDL membantu mengangkut kolesterol berlebih kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Konsumsi ceker ayam berlebihan berpotensi meningkatkan kadar LDL dalam darah, terutama jika diolah menggunakan minyak atau bahan tinggi lemak.
Meski begitu, konsumsi ceker ayam tidak selalu berbahaya. Jika dilakukan dalam jumlah wajar, sekitar 1 hingga 2 kali seminggu, dan diimbangi dengan pola makan tinggi serat serta aktivitas fisik rutin, pengaruhnya terhadap kolesterol darah bisa dikendalikan. Mengatur keseimbangan antara konsumsi makanan sumber lemak hewani dan nabati juga tak kalah penting. Selain itu, memperbanyak minum air putih dan menjaga berat badan ideal akan membantu menjaga kadar kolesterol tetap stabil.
Ceker ayam memang mengandung kolesterol dalam kadar yang cukup tinggi. Namun, tidak berarti makanan ini harus dihindari sepenuhnya. Pembahasan atas pertanyaan apakah ceker ayam mengandung kolesterol justru bisa membantu kamu memahami bagaimana menjaga keseimbangan makanan yang kamu konsumsi dan kesehatan. Selama dikonsumsi dalam porsi yang wajar, diolah dengan cara sehat, dan diimbangi gaya hidup aktif, ceker ayam tetap bisa kamu nikmati.
Referensi
"Are There Any Benefits in Eating Chicken Feet?" Hub Pages. Diakses pada Oktober 2025.
"Eating Chicken Feet: All You Need to Know". Healthline. Diakses pada Oktober 2025.
"IPB University Professor: Chicken Feet are Rich in Collagen but Need to be Consumed Wisely". IPB. Diakses pada Oktober 2025.
"Is Chicken Feet High in Cholesterol? Unpacking Myths, Nutrition, and Cultural Wisdom". Intelloq. Diakses pada Oktober 2025.