ilustrasi penggunaan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa (mermoz lionel)
Ketika gas air mata dilepaskan dan mengenai seseorang, efeknya bisa langsung terasa. Mata biasanya akan berair, terasa perih, memerah, hingga penglihatan menjadi kabur. Umumnya, gejala ini akan berlangsung selama 15–20 menit.
Walau sering kali dampaknya sementara, ada beberapa kondisi di mana gas air mata dapat menyebabkan efek serius untuk jangka panjang, di antaranya:
Gas air mata yang disemprotkan di ruang tertutup berisiko lebih besar menimbulkan efek serius daripada ruang terbuka
Terpapar dalam jumlah yang sangat banyak
Semakin dekat jarak seseorang dengan semprotan gas air mata, dampaknya semakin fatal
Memiliki masalah kesehatan yang memperparah kondisi
Dalam keadaan tersebut, risiko mengalami gangguan serius pada mata meningkat drastis. Beberapa kondisi yang mungkin terjadi adalah pendarahan, erosi kornea, glaukoma, katarak trauma, hingga kerusakan saraf.
Sementara itu, kebutaan juga bisa terjadi jika paparan gas air mata terjadi dalam jangka panjang atau jarak yang sangat dekat. Kebutaan itu tidak serta-merta terjadi, tapi disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti katarak, erosi kornea, dan glaukoma. Fakta ini juga diperkuat oleh penelitian pada tahun 2017 yang mencatat adanya 58 orang yang mengalami disabilitas permanen akibat paparan gas air mata.
Namun perlu digarisbawahi, dampak serius di atas bisa dibilang cukup jarang terjadi, apalagi dalam kasus demonstrasi di ruang terbuka dan jika ditembakkan dalam jarak jauh. Pada umumnya, efek gas air mata hanya sementara.