ilustrasi kulit gatal (freepik.com/freepik)
Jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan rasa gatal antara lain:
1. Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin adalah kanker langka yang berkembang dalam sistem limfatik, yaitu jaringan pembuluh dan kelenjar yang tersebar di seluruh tubuh.
Gatal-gatal (pruritus) bisa menjadi gejala limfoma Hodgkin. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi sekitar 10 hingga 25 orang dengan limfoma Hodgkin merasakan gatal yang hebat.
Gatal terkait limfoma Hodgkin secara medis dikenal sebagai pruritus paraneoplastik. Meskipun gatal ini terjadi pada kanker darah lainnya, tetapi gatal ini lebih umum terjadi pada pasien dengan limfoma Hodgkin dan dikenal sebagai tanda penyakit ini.
Pruritus paraneoplastik pada limfoma berkaitan dengan disregulasi imunologis dan produksi sitokin abnormal.
Gejala gatal pada limfoma Hodgkin dapat berkembang beberapa minggu (atau bahkan beberapa bulan) sebelum tanda-tanda klinis limfoma lainnya muncul. Rasa gatal dapat parah dan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup.
Gatal-gatal pada limfoma Hodgkin dapat menjadi indikator prognosis yang kurang baik apabila pasien juga mengalami demam yang signifikan atau penurunan berat badan (juga dikenal sebagai "gejala B" limfoma).
2. Polisitemia vera
Polisitemia vera (PV) adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah merah.
Pruritus adalah gejala umum pada PV, sering kali muncul sebagai pruritus aquagenik, yaitu gatal intens yang dipicu oleh kontak dengan air.
Sebuah studi retrospektif menemukan bahwa 48 persen dari 397 pasien dengan PV mengalami pruritus. Gatal ini sering kali dipicu oleh kontak dengan air, tanpa adanya lesi kulit yang terlihat. Sebagian besar pasien menggambarkan sensasi ini sebagai rasa terbakar atau menyengat, dan dalam beberapa kasus, gatal ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Studi lain melaporkan bahwa 41,2 persen dari 102 pasien dengan PV mengalami pruritus aquagenik, dengan durasi rata-rata 6,6 tahun. Pada 52,4 persen pasien, gatal muncul sebelum diagnosis PV ditegakkan. Sebagian pasien bahkan menghindari kontak dengan air untuk mencegah gejala ini.
3. Kolestasis pada kanker hepatobilier
Pruritus juga dapat menjadi gejala pada pasien kanker hepatobilier yang mengalami kolestasis (gangguan aliran empedu).
Pruritus akibat kolestasis sering kali disebabkan oleh peningkatan konsentrasi asam empedu di kulit.
Studi kasus menunjukkan bahwa pruritus pada pasien kanker dengan kolestasis dapat sangat parah dan memerlukan penanganan khusus.
Gatal yang disebabkan oleh kolestasis biasanya bersifat menyeluruh dan tidak disertai dengan ruam atau lesi kulit yang terlihat. Pasien sering kali melaporkan bahwa gatal ini lebih parah pada malam hari dan dapat mengganggu tidur. Sensasi gatal dapat dirasakan sebagai perasaan terbakar, kesemutan, atau seperti ada sesuatu yang merayap di bawah kulit. Gatal ini sering kali tidak merespons antihistamin, yang biasanya efektif untuk jenis gatal lainnya. Pada beberapa kasus, gatal dapat begitu parah sehingga menyebabkan luka akibat garukan berlebihan dan bahkan berdampak pada kesehatan mental.
Beberapa kanker lainnya juga dapat menyebabkan gejala gatal. Jadi, pemeriksaan oleh dokter dibutuhkan untuk evaluasi lebih lanjut.