ilustrasi migrain (freepik.com/diana.grytsku)
Tubuh kita sangat rumit. Proses biologis melibatkan gen, sel, hormon, dan pembawa pesan kimia yang berbeda yang bermain bersama dengan baik. Teori interaksi kompleks melihat sistem saraf tubuh dan bagaimana berinteraksi dengan bagian tubuh lainnya.
Studi dalam Journal of Neuroscience tahun 2015 menggambarkan migrain sebagai gangguan multifaktorial. Para penulis mulai memahami mengapa selama serangan migrain, orang sering merasa mual dan mungkin muntah.
Tubuh kita memiliki sistem saraf yang berbeda, termasuk sistem saraf otonom yang mengatur proses tubuh dan sistem saraf enterik yang mengontrol fungsi gastrointestinal. Para peneliti menemukan bahwa sistem saraf pusat berinteraksi dengan sistem saraf lainnya selama episode migrain.
Karena cara ketiga komponen sistem saraf berinteraksi, migrain dapat memicu muntah. Kita memiliki pusat muntah, dan pusat muntah ini mengumpulkan informasi dari berbagai sistem tubuh. Pusat muntah ini kemudian memutuskan untuk merangsang atau menghentikan tindakan muntah sesuka hati.
Zona pemicu kemoreseptor (CTZ) di otak berkomunikasi dengan pusat muntah untuk memulai muntah. CTZ juga melepaskan bahan kimia, termasuk neurotransmiter dopamin dan serotonin. Dilansir Greatist, sebuah ulasan tahun 2013 lainnya menemukan bahwa endorfin yang diinduksi muntah ini bisa membantu merasa lebih baik selama episode migrain.
Singkatnya, dalam beberapa situasi mual yang parah, muntah melepaskan neurotransmiter yang dapat mengakhiri beberapa gejala serangan migrain.