ilustrasi edukasi seks (pexels.com/cottonbro studio)
Ada tiga jenis sleep apnea, yaitu obstructive sleep apnea (OSA), central sleep apnea, dan complex sleep apnea. OSA adalah gangguan tidur umum dan serius yang menyebabkan kamu berhenti bernapas saat tidur. Pada orang dengan OSA, saluran napas tersumbat berulang kali saat tidur. Ini membatasi jumlah udara yang mencapai paru-paru.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa risiko OSA setidaknya 5 hingga 10 kali lipat lebih tinggi pada perempuan dengan PCOS dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap PCOS (Steroids, 2012).
Sleep apnea jangka panjang yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2. Ini penting karena perempuan dengan PCOS sering kali mengalami resistansi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Faktanya, lebih dari separuh perempuan dengan PCOS mengembangkan diabetes tipe 2 pada usia 40 tahun.
Penelitian menemukan bahwa wanita dengan PCOS lebih mungkin mengalami kualitas tidur yang buruk atau kantuk kronis di siang hari. Ini mungkin gejala obstructive sleep apnea.
Kalau kamu merasa lelah atau tidak segar setelah bangun tidur padahal sudah tidur semalaman, hal tersebut mungkin disebabkan oleh OSA. Pada siang hari, kamu mungkin merasa lelah, sulit berkonsentrasi, atau bahkan tertidur secara tidak sengaja. Ini karena tubuh terbangun berkali-kali pada malam hari.
Sleep apnea yang tidak diobati dapat memperburuk gejala PCOS lainnya. Para peneliti berpendapat bahwa pengobatan OSA dapat berdampak positif pada kesehatan dan kualitas hidup perempuan dengan PCOS dengan mengurangi risiko masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.