Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang ibu duduk di sofa sambil menyusui bayinya.
ilustrasi ibu menyusui (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mencegah alergi pada anak

  • ASI memiliki komposisi unik yang mudah diserap oleh tubuh bayi

  • ASI mengandung zat bioaktif yang memperkuat sistem imun bayi dan mengurangi risiko alergi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pemberian ASI selama enam bulan pertama kehidupan telah lama dianjurkan oleh para ahli kesehatan karena manfaatnya yang luar biasa bagi pertumbuhan dan daya tahan tubuh bayi. Namun, masih banyak orang tua yang belum mengetahui bahwa menyusui juga bisa berperan dalam mencegah munculnya alergi pada anak.

Dalam acara World Allergy Awareness Day oleh Danone Indonesia, Senin (20/10/2025) di Jakarta, Dokter Spesialis Anak dr. Tiara Nien Paramita, SpA, menegaskan bahwa ASI merupakan bentuk perlindungan alami terhadap risiko alergi.

"Betul. Pemberian ASI, apalagi ASI eksklusif, itu sudah menjadi upaya protektif terhadap alergi,” ujar dr. Tiara saat ditanyai awak media.

ASI melindungi bayi dari risiko alergi

Menurutnya, ASI memiliki komposisi yang sangat unik karena dibuat langsung oleh tubuh ibu, menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik sang bayi.

"Desain ASI untuk masing-masing anak itu berbeda. Dibuat oleh ibunya untuk anaknya,” tambahnya.

Inilah yang membuat ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibanding susu formula atau sumber nutrisi lainnya.

Salah satu alasan utama mengapa ASI mampu melindungi dari alergi adalah karena penyerapannya yang sangat baik di sistem pencernaan bayi. Usus bayi baru lahir masih sangat sensitif dan mudah mengalami luka mikro atau microtears jika harus bekerja keras mencerna zat yang sulit diserap, dr. Tiara menjelaskan.

"Ketika ASI itu masuk ke dalam tubuh anak, penyerapannya sangat baik, dan itu tidak akan menimbulkan microtears di usus," ujarnya.

Microtears pada usus bayi bisa menjadi pintu masuk bagi zat asing yang berpotensi memicu reaksi alergi. Karena ASI mudah diserap dan tidak menimbulkan iritasi pada lapisan usus, risiko terjadinya respons imun berlebihan dapat ditekan.

Dengan kata lain, pemberian ASI membantu menjaga integritas dinding usus bayi, yang berperan penting dalam mencegah alergi di kemudian hari.

Selain itu, ASI juga mengandung berbagai zat bioaktif seperti antibodi, enzim, dan faktor pertumbuhan yang berfungsi memperkuat sistem imun bayi. Kandungan ini tidak hanya membantu melindungi dari infeksi, tetapi juga mengajarkan sistem kekebalan tubuh anak untuk mengenali dan beradaptasi dengan zat yang tidak berbahaya.

Hal ini menjadi dasar mengapa anak yang mendapat ASI eksklusif cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap alergi makanan atau alergi kulit.

Namun, dr. Tiara juga menekankan bahwa perlindungan ini tidak berarti anak yang mendapat ASI akan sepenuhnya bebas dari alergi. Faktor genetik dan lingkungan tetap berperan dalam menentukan risiko alergi pada seorang anak. Meski begitu, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tetap menjadi langkah awal yang paling alami dan efektif dalam mendukung sistem imun dan kesehatan jangka panjang bayi.

Editorial Team