Pemimpin penelitian dari UT Health San Antonio di Texas, Prof. Claudia L. Satizabal, PhD., turut bangga dengan hasil penelitian ini. Menurutnya, jika dikonsumsi sejak usia muda, omega-3 bisa melindungi otak hingga pada usia paruh baya.
"Hasil ini perlu dipastikan dengan riset tambahan. Akan tetapi, menarik bahwa kadar omega-3 bisa memainkan peran dalam meningkatkan ketahanan kognitif, bahkan pada populasi paruh baya," tutur Prof. Claudia, dilansir Science Daily.
Penelitian bertajuk "Association of Red Blood Cell Omega-3 Fatty Acids With MRI Markers and Cognitive Function in Midlife" ini tidak menjelaskan bagaimana DHA dan EPA bisa melindungi otak. Salah satu hipotesisnya adalah omega-3 dibutuhkan oleh membran neuron. Selain itu, DHA dan EPA juga memiliki khasiat antiinflamasi.
"Ini rumit, dan kami belum memahami sepenuhnya. Namun, kami membuktikan bahwa jika kamu menambahkan konsumsi omega-3 meski sedikit, kamu sedang melindungi otak," imbuh Prof. Claudia.
ilustrasi kecerdasan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Setuju dengan Prof. Claudia, rekan peneliti dari UT Health San Antonio, Debora Melo van Lent, PhD., mengutarakan bahwa omega-3, terutama EPA dan DHA adalah nutrisi yang bisa meningkatkan fungsi dan melindungi otak.
"Studi kami adalah salah satu yang pertama dalam memantau efek ini pada populasi lebih muda. Penelitian lebih dalam pada kelompok usia ini amat dibutuhkan," ujar Debora.
Dalam penelitian tersebut, DHA dan EPA juga diujikan terhadap partisipan dengan genotipe APOE4, yang dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan demensia vaskular. Karena gen tersebut tak bisa diubah, maka Debora menekankan bahwa asupan omega-3 penting untuk menjaga mereka dari komplikasi-komplikasi tersebut.
"Jadi, jika ada faktor risiko yang bisa diubah untuk menanggulangi pengaruh genetik tersebut, itu adalah keuntungan besar," katanya.