ilustrasi makanan sehat (pexels.com/Cats Coming)
Jika kamu mengidap diabetes dengan risiko penyakit asam urat dan hipertensi yang tinggi, maka kamu harus memperhatikan pola makan.
Walaupun ketiga penyakit tersebut memiliki faktor risiko yang berbeda-beda, tetapi bisa sama-sama dapat kambuh dan memburuk melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi.
"Ada baiknya untuk memulai pola diet yang sesuai agar terhindar dari risiko diabetes, penyakit asam urat, dan hipertensi," ujar dr. Hady.
Pasien diabetes disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, pasien penyakit asam urat disarankan untuk menurunkan konsumsi makanan tinggi akan kandungan purin, sementara pasien hipertensi disarankan untuk menurunkan asupan kolesterol serta garam.
- Hindari buah tinggi fruktosa
Pasien diabetes biasanya disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan karena bagus sebagai sumber gula alami yang dibutuhkan. Namun, beberapa jenis buah memiliki kandungan fruktosa yang tinggi, yaitu jenis gula di dalam buah yang bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Beberapa buah yang tinggi akan fruktosa yaitu apel, pisang, anggur, mangga, hingga semangka. Untuk menghindari meningkatnya asam urat, sebaiknya konsumsi buah yang memiliki kandungan fruktosa yang jauh lebih sedikit, seperti buah-buahan sitrus (jeruk, lemon, dll.), kiwi, beri, hingga persik.
Serat berguna untuk menjaga sistem pencernaan tetap lancar dan sehat. Ini juga dipercaya dapat membantu mengendalikan kadar asam urat di dalam tubuh, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh pasien diabetes yang memiliki penyakit asam urat.
Selain itu, serat juga punya manfaat untuk menyerap lemak berlebih dalam tubuh sehingga bisa menurunkan risiko hipertensi. Beberapa makanan yang kaya akan kandungan serat antara lain mentimun, brokoli, jeruk, pir, dan lain-lain.
- Cukupi kebutuhan air putih harian
Meski asam urat bisa larut dan mengendap di dalam darah, tetapi ini bisa dikeluarkan melalui urine. Oleh karena itu, jaga kesehatan ginjal dengan baik untuk mencegah penyakit asam urat kambuh.
Terlebih lagi, dengan adanya kondisi diabetes dan hipertensi, kamu memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kerusakan ginjal.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ginjal yaitu memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum 8 gelas air setiap harinya, sehingga siklus buang air kecil tidak terganggu dan merusak ginjal.
- Pilih sumber protein rendah lemak
Pasien diabetes disarankan untuk memilih protein sebagai sumber energi karena kadar gula darah berpotensi melonjak apabila terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat.
Namun, beberapa sumber protein memiliki kadar lemak yang tinggi, sehingga bisa berbahaya untuk penderita hipertensi, seperti daging sapi dan kuning telur.
Pilihlah sumber protein yang memiliki kadar lemak relatif rendah, seperti putih telur, yoghurt tanpa gula, dada ayam yang diolah tanpa minyak, ikan salmon, dan tuna.
- Hindari garam terlalu banyak
Garam adalah salah satu penyedap masakan yang hampir selalu digunakan dalam makanan sehari-hari. Walaupun garam tidak memengaruhi kadar gula dalam darah, tetapi garam dapat mempengaruhi tekanan darah. Ini tentu tidak baik bagi pasien hipertensi maupun diabetes karena bisa menyebabkan beberapa komplikasi di masa depan.
Menurut American Diabetes Association, batas asupan garam yang aman untuk orang dewasa sehat maupun pasien diabetes yakni sekitar satu sendok teh garam per hari.
- Batasi camilan kacang-kacangan
Mengganti camilan manis ke kacang-kacangan juga sudah biasa dilakukan oleh pasien diabetes. Namun, jika memiliki riwayat penyakit asam urat, maka substitusi ke kacang bukan pilihan yang tepat karena memiliki kadar purin yang relatif tinggi, dan ini bisa meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh.
Sebaiknya, ganti camilan dengan jenis buah-buahan beri, seperti stroberi dan bluberi, karena cocok untuk menurunkan kadar asam urat dan relatif memiliki kadar indeks glikemik yang rendah yang cocok untuk pasien diabetes. Beberapa produk gandum dan yoghurt rendah lemak dan gula juga bisa menjadi alternatif camilan.
Untuk panduan pola makan yang lebih spesifik tergantung kondisi tubuh, konsultasikan dengan dokter yang merawat atau ahli gizi. Tips di atas bisa kamu terapkan walaupun tidak memiliki diabetes, penyakit asam urat, maupun hipertensi untuk mengurangi risikonya. Juga, jangan lupa cek kesehatan secara berkala.