Cara mencegah cacingan pada anak sebenarnya cukup sederhana. Kuncinya adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun langkah yang bisa dilakukan orang tua yakni sebagai berikut:
Ajari anak mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, terutama setelah dari toilet, setelah mengganti popok, dan sebelum makan. Ini cara paling efektif untuk menghentikan penyebaran telur cacing.
Potong kuku anak secara rutin dan pastikan selalu bersih. Telur cacing sering terselip di bawah kuku, apalagi jika anak punya kebiasaan menggaruk atau menggigit kuku.
Anak yang terinfeksi cacing sebaiknya mandi setiap pagi untuk membersihkan telur yang mungkin menempel di kulit. Hindari berendam, karena air bisa menyebarkan telur ke seluruh tubuh atau orang lain.
Gatal di sekitar anus memang bikin anak tergoda untuk menggaruk. Namun, kebiasaan ini bisa membuat telur cacing menempel di tangan dan menyebar ke mainan, pakaian, atau orang lain. Ingatkan anak untuk tidak menyentuh area tersebut, ya.
Ganti dan cuci sprei, piyama, handuk, serta pakaian dalam anak setiap hari dengan air panas. Hindari mengibaskan cucian kotor, karena telur bisa berterbangan dan menempel di permukaan lain.
WHO menyarankan anak diberi obat cacing setiap 6 bulan sekali. Obat ini bisa membasmi cacing dewasa, tapi telurnya sering masih tertinggal dan bisa menetas kembali. Karena itu, pemberian obat secara rutin penting untuk mencegah infeksi berulang.
Bahaya cacingan pada anak bukan sekadar gatal atau kurang nafsu makan, tapi bisa berujung fatal. Yuk, lebih waspada sejak dini!