unsplash.com/Kinga Cichewicz
Menurut sebuah artikel dalam “Sleep Medicine Reviews”, sleep inertia digambarkan sebagai kondisi transisi antara tidur dan bangun, yang ditandai dengan gangguan psikomotor, penurunan kognitif, dan keinginan untuk kembali tidur.
Penjelasan lainnya, sleep inertia adalah kondisi kamu tiba-tiba terbangun dari fase tidur rapid eye movement (REM), yaitu fase ketika kamu mimpi dan tubuh tengah memperbaiki diri.
Saat bangun tidur, umumnya kamu butuh waktu untuk "mengumpulkan nyawa" sebelum mulai beraktivitas. Berapa lama, sih, waktu mengumpulkan nyawa yang wajar? Tiap orang bisa berbeda-beda. Menurut sebuah studi, sleep inertia bisa hilang 15 menit, 30 menit, bahkan ada yang sampai 1 jam setelah bangun tidur.
Gejala sleep inertia meliputi rasa kantuk, pusing, dan sulit konsentrasi. Pada masa ini, kamu bakal sulit mengambil keputusan, melakukan kegiatan yang sifatnya kompleks, grogi secara mental, atau keinginan kuat untuk tidur lagi.
Sleep inertia juga bisa terjadi kalau kamu tidur siang terlalu (lebih dari 20 menit). Efeknya bisa mengacaukan aktivitas. Misalnya menumpahkan minuman, tersandung, bahkan bisa menyebabkan kecelakaan yang membahayakan nyawa.