Di tengah rutinitas harian seperti makan, bekerja, atau bersih-bersih rumah, tak banyak orang menyadari paparan mikroplastik, partikel kecil yang ukurannya bisa lebih halus dari debu. Kamu mungkin tidak merasakannya, tetapi partikel ini ada di mana-mana. Dari mulai makanan, pakaian, udara, dan bahkan alat-alat rumah tangga yang kamu gunakan.
Selama bertahun-tahun, kekhawatiran terhadap mikroplastik lebih sering dikaitkan dengan lingkungan. Namun, berbagai studi mulai meneliti dampak buruk mikroplastik terhadap kesehatan, salah satunya terhadap otak. Terutama karena lebih dari 57 juta orang di dunia hidup dengan demensia, dan jika mikroplastik dapat memperburuk kondisi neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson, implikasinya akan sangat besar.
Associate Professor Kamal Dua dari University of Technology Sydney (UTS), Australia, menjelaskan bahwa rata-rata orang dewasa “memakan” sekitar 250 gram mikroplastik setiap tahun, kira-kira cukup untuk menutupi satu piring makan besar. Sumbernya beragam: makanan laut, garam, teh celup, minuman dalam botol plastik, makanan olahan, tanah yang terkontaminasi, hingga serat sintetis dari karpet atau pakaian.
Sebagian besar memang dikeluarkan tubuh. Namun, penelitian menunjukkan sebagian lain menetap di organ, termasuk otak.
