ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/ RODNAE Productions)
Laman Breast Cancer menjelaskan, ketika sel payudara dibentuk saat remaja, sel tersebut masih belum matang dan sangat aktif sampai perempuan mengalami kehamilan pertama. Setelahnya, sel menjadi matang dan tumbuh lebih teratur.
Hal senada juga disebutkan National Cancer Institute bahwa kehamilan dan menyusui memiliki efek langsung terhadap sel payudara, sehingga membuatnya menjadi matang dan menghasilkan ASI. Sebagian peneliti berhipotesis bahwa sel yang berdeferensiasi lebih tahan terhadap perubahan menjadi sel kanker daripada sel yang tidak berdeferensiasi.
Dengan sel yang tumbuh lebih teratur, kecil kemungkinan mereka untuk berubah menjadi ganas dan abnormal. Inilah yang akhirnya menurunkan risiko kanker payudara.
Hormon estrogen terkadang dapat menstimulasi pertumbuhan sel kanker payudara. Risiko tersebut akan meningkat seiring makin banyaknya tubuh terpapar hormon tersebut. Perempuan yang tidak memiliki anak lebih berisiko mengalami kanker payudara karena tubuh terpapar hormon estrogen lebih lama. Mereka juga tidak mengalami fase kehamilan dan menyusui yang membuat sel payudara jadi lebih matang dan tumbuh teratur.
Kembali lagi, keputusan untuk childfree, memiliki anak, atau bahkan adopsi sepenuhnya berada di tangan setiap orang. Masing-masing pilihan tentu punya manfaat dan risikonya. Sementara itu, ada beberapa cara lain yang bisa menurunkan faktor risiko kanker payudara. Di antaranya adalah menjaga berat badan tetap ideal, konsumsi gizi yang seimbang, berolahraga secara teratur, serta menghindari minum minuman keras.