Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menjemur bayi kuning (pexels.com/Oleksandr Canary Islands)
ilustrasi menjemur bayi kuning (pexels.com/Oleksandr Canary Islands)

Bayi baru lahir kerap kali mengalami hiperbilirubinemia atau tingginya kadar bilirubin dalam darah, sehingga bayi tampak kuning. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterus neonatorum atau neonatal jaundice.

Banyak masyarakat yang percaya bahwa menjemur bayi dapat menyembuhkan atau mencegah penyakit kuning. Bahkan, fenomena menjemur bayi telah menjadi tradisi turun-temurun. Namun, benarkah menjemur bayi dapat mengatasi sakit kuning? Cek kebenarannya di bawah ini!

1. Mengapa bayi baru lahir tampak kuning?

ilustrasi bayi kuning (pexels.com/Gabriel Tapia)

Berdasarkan artikel ilmiah dalam publikasi StatPearls, bayi baru lahir memiliki kadar hemoglobin yang tinggi. Hemoglobin ini akan dipecah menjadi heme, kemudian heme akan dipecah lagi di hati menjadi biliverdin.

Selanjutnya, biliverdin akan diubah menjadi bilirubin dengan dibantu oleh enzim biliverdin reduktase. Bilirubin yang terbentuk ini belum terkonjugasi dengan glucoronic acid, sehingga disebut sebagai unconjugated bilirubin.

Unconjugated bilirubin bersifat hidrofobik, sedangkan sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air. Maka dari itu, agar unconjugated bilirubin dapat ditransportasikan menuju ke hati melalui pembuluh darah, maka harus berikatan dengan albumin.

Sesampainya di hati, unconjugated bilirubin akan berikatan dengan glucoronic acid terbentuk conjugated bilirubin. Conjugated bilirubin bersifat hidrofilik dan dapat dikeluarkan melalui saluran cerna dan saluran kemih, sehingga memberi warna kekuningan pada tinja dan urine.

Pada bayi baru lahir, fungsi organ hati masih belum matang. Maka dari itu, proses konjugasi tersebut masih rendah, sehingga terjadi penumpukan unconjugated bilirubin. Tingginya kadar bilirubin dalam darah ini bermanifestasi klinis sebagai perubahan warna menjadi kekuningan yang tampak pada kulit, sklera mata, dan mukosa.

Secara normal (fisiologis), ikterus neonatorum seharunya tidak berlangsung selama lebih dari dua minggu. Walaupun begitu, kondisi bayi kuning juga bisa disebabkan oleh kelainan (patologis), misalnya karena infeksi, kelainan hati, kelainan sel darah merah, atau penyakit lain. Maka dari itu, bayi perlu diperiksa oleh dokter untuk mengetahui apakah sakit kuning bersifat fisiologis atau patologis.

2. Apakah bayi kuning perlu dijemur?

Editorial Team

Tonton lebih seru di