orang yang sedang sakit kepala (pixabay.com/Peggy_Marco)
Oke, kita sudah tahu kalau otak tidak bisa merasakan sakit secara langsung karena ketiadaan saraf nociceptor. Lantas, dari mana asal-usul rasa sakit kepala yang sering kita rasakan itu? Kalau dari penjelasan di atas, seharusnya mudah untuk menebak pertanyaan tersebut.
Live Science melansir bahwa penyebab sakit kepala itu sangat beragam. Ada yang berasal dari pembengkakan sinus, gula darah rendah, ataupun cedera pada bagian kepala. Yang jelas, asal sakit kepala itu seluruhnya berasal dari pembuluh darah, otot, saraf, dan jaringan yang ada di luar otak. Otak yang menerima informasi dari nociceptor area sekitarnya memproses hal tersebut sebagai rasa sakit. Mengingat lokasinya sangat dekat dengan otak, maka wajar kalau kemudian kita mengasosiasikan sakit kepala sebagai rasa sakit yang berasal dari otak itu sendiri.
Menariknya, kalau kita berbicara soal migrain, yang merupakan salah satu jenis sakit kepala yang sering dialami manusia, jawaban sebenarnya masih belum diketahui secara pasti. Dilansir The Conversation, dugaan sementara soal asal-usul migrain itu berasal dari meninges, yakni tiga lapisan membran yang melindungi sekaligus membungkus otak beserta sistem saraf pusat. Walaupun otak tidak mengalami langsung rasa sakit ketika sakit kepala, sebenarnya hal tersebut bisa saja jadi tanda medis yang berhubungan dengan otak, apalagi kalau berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, lho.
Ketika obat-obatan sudah tidak merespons sakit kepala dan justru malah semakin memburuk, hal tersebut bisa menjadi tanda kalau ada masalah pada otak. Misalnya saja, pendarahan, infeksi, sampai yang paling parah tumor di otak. Hal tersebut terjadi karena ketika otak mengalami masalah serius, ukurannya akan semakin membesar sampai menekan saraf atau jaringan lain yang ada di sekeliling. Nah, justru bagian saraf dan jaringan lain itulah yang memberikan informasi kalau otak kita sebenarnya sedang bermasalah.
Jadi, itu dia jawaban atas mitos atau fakta soal otak yang tidak bisa merasakan sakit. Tentunya aneh sekali, ya, untuk mengetahui kalau tempat pemrosesan rasa sakit ternyata tidak bisa merasakan sakit itu sendiri. Malahan, untuk mendeteksi penyakit yang dirasakan otak, perlu peran bagian tubuh kita yang lain supaya bisa mendeteksi dan menindak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tubuh manusia itu memang benar-benar kompleks!
Referensi
"If the brain can't feel pain, why do I get headaches?". Brain Facts. Diakses Juni 2025.
"If the brain has no pain receptors, why do I get headaches?". BBC Science Focus. Diakses Juni 2025.
"What to know about awake brain surgery". Medical News Today. Diakses Juni 2025.
"If the brain doesn't feel pain, why do headaches hurt?". Live Science. Diakses Juni 2025.
"Does the brain really feel no pain?". The Conversation. Diakses Juni 2025.