Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan yang mengalami alergi udang
Ilustrasi seorang perempuan yang mengalami alergi setelah mengonsumsi udang (freepik.com/Freepik)

Alergi udang menjadi salah satu alergi yang paling umum diderita. Di Indonesia pun, banyak orang yang mengalami alergi ini. Alergi udang juga biasanya dimulai sejak anak-anak. Namun percaya atau gak, kadang ada pula orang yang awalnya bisa mengonsumsi udang saat kecil, lalu tiba-tiba mengalami alergi ketika sudah dewasa 

Sama seperti alergi terhadap makanan lainnya, orang yang alergi udang sama sekali gak bisa mengonsumsi udang atau makanan apapun yang mengandung udang. Jika gak sengaja mengonsumsi udang, mereka akan mengalami sejumlah gejala yang mengganggu bahkan bisa mengancam nyawa. Lalu berapa lama reaksi alergi udang akan hilang? 

1. Alergi udang terjadi karena tubuh kita "salah paham"

gambar udang segar yang baru dimasak (unsplash.com/John Cameron)

Selama ini, kita beranggapan kalau hanya manusia yang bisa salah paham. Namun siapa sangka, jika tubuh kita juga bisa mengalami hal yang sama. Dilansir Mayo Clinic, seperti yang kita tahu, tubuh memiliki sistem kekebalan yang berfungsi untuk melawan zat asing yang masuk. Entah itu virus, bakteri, maupun kuman. Namun kadang sistem kekebalan tubuh kita bersikap berlebihan dengan mengidentifikasi zat yang ada pada makanan sebagai zat asing.

Pada kasus alergi udang, tubuh mengidentifikasi tropomiosin sebagai zat asing. Tropomiosin merupakan protein yang umumnya ditemukan pada makanan laut seperti udang, cumi-cumi, dan kerang. Ketika itu terjadi, tubuh akan menciptakan antibodi Imunoglobulin E (IgE) untuk melawan zat asing apapun yang dianggapnya dapat membahayakan tubuh.

Ketika antibodi ini bersentuhan dengan tropomiosin, antibodi akan mengirimkan sinyal ke sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan zat kimia bernama histamin yang berfungsi untuk menyerang zat asing. Sayangnya, apa yang dilakukan histamin juga memicu terjadinya reaksi alergi pada tubuh kita.

2. Gak selalu ringan, reaksi alergi juga bisa mengancam nyawa

ilustrasi seseorang yang mengalami gatal-gatal karena alergi (freepik.com/Freepik)

Meski sama-sama mengalami alergi udang, gejala yang muncul pada setiap orang bisa berbeda. Gak hanya itu, gejala alergi juga sering kali sulit ditebak. Orang yang awalnya hanya mengalami gejala ringan saat pertama kali, bisa aja mengalami gejala yang parah ketika alergi untuk yang kedua atau ketiga kalinya. Gejala alergi udang sendiri meliputi biduran, gatal, pembengkakan di bibir, lidah, dan tenggorokan, sakit perut, mual, muntah, hingga diare.

Dalam beberapa kasus, hal ini juga bisa menyebabkan anafilaksis, yakni reaksi alergi parah yang berpotensi mengancam nyawa. Anafilaksis muncul dalam waktu hitungan detik hingga menit setelah seseorang mengonsumsi udang. Dilansir Latitude Food Allergy Care, gejala anafilaksis sendiri cukup bervariasi seperti lidah dan tenggorokan yang membengkak hingga membuat seseorang kesulitan bernapas, tersedak atau mengi, penurunan tekanan darah yang parah, denyut nadi yang cepat atau lemah, ruam kulit hingga pembengkakan, kehilangan kesadaran, hingga kulit berubah jadi pucat dan kebiruan. Perlu diingat, anafilaksis merupakan kondisi gawat, penanganan cepat sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini untuk menghindari kondisi yang lebih fatal.

3. Alergi udang dapat didiagnosis dengan beberapa tes

gambar sampel darah yang diambil oleh tenaga medis (freepik.com/Freepik)

Mengingat gejalanya cukup random, alergi udang kadang kala sulit untuk didiagnosis. Untuk mengetahuinya, selain menanyakan riwayat gejala yang kamu alami, petugas medis atau dokter juga akan melakukan tes untuk memastikan diagnosis. Dilansir Cleveland Clinic, alergi bisa didiagnosis dengan beberapa jenis tes. Mulai dari tes tusuk kulit, tes darah, atau tes makanan oral.

Tes tusuk kulit merupakan tes yang paling aman dan mudah. Untuk melakukan tes ini, dokter akan meneteskan sedikit alergen pada kulit pasien untuk melihat reaksi yang ditunjukkan. Jika setelah 15 atau 20 menit, terdapat benjolan merah pada kulit, itu artinya pasien positif mengalami alergi.

Cara lain yang digunakan untuk mendiagnosis alergi adalah dengan melakukan tes darah. Tenaga kesehatan akan mengambil sedikit sampel darah kita untuk mengukur jumlah antibodi IgE, dan melihat apakah sistem imun mengerahkan reaksi alergi untuk melawan protein tropomiosin. Cara terakhir untuk mendiagnosis alergi adalah dengan tes makanan oral. Dalam tes ini, pasien akan diminta mengonsumsi sejumlah kecil alergen, dan petugas medis akan melihat reaksi setelahnya. Namun tes satu ini biasanya hanya dilakukan jika tenaga medis sudah memperkirakan pasien gak akan mengalami gejala yang parah. Mereka juga akan pengawasan ketat, dan mengambil tindakan cepat untuk memastikan keamanan pasien.

4. Berapa lama alergi udang akan hilang?

gambar seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit (unsplash.com/Alexander Grey)

Alergi bukanlah penyakit, tetapi sayangnya hingga saat ini, para peneliti belum menemukan cara untuk sembuh dari alergi. Mereka yang mengalami alergi makanan tertentu, termasuk udang, akan mengalami kondisi itu seumur hidupnya. Namun meski belum ditemukan obatnya, alergi udang bisa dicegah dengan menghindari apapun yang berhubungan dengan udang. Mulai dari gak mengonsumsi makanan yang menggunakan udang sebagai bahannya, hingga gak menyentuh udang sama sekali.

Dilansir Healthline, berapa lama alergi udang akan hilang juga tergantung pada tingkat keparahan alergi yang dialami, dan seberapa cepat tubuh kita dalam merespons pengobatan. Beberapa gejala ringan biasanya akan membaik setelah beberapa jam konsumsi obat. Namun kadang efek dari alergi itu akan bertahan selama beberapa hari. Sedangkan orang dengan gejala alergi yang parah biasanya butuh perawatan medis, dan membaik dalam waktu lebih lama. Apalagi jika kamu mengalami anafilaksis, kadang gejalanya bisa muncul kembali setelah beberapa jam pengobatan. Perawatan medis sangat penting di sini, karena jika gejalanya muncul kembali, pasien bisa segera mendapatkan penanganan cepat.

Alergi makanan seperti udang memang jarang mengancam nyawa. Namun bukan berarti kita harus menyepelekannya. Terutama dengan gejala yang sulit ditebak dan berubah parah dengan cepat, penting untuk penderita alergi makanan benar-benar menjauh dari sumber alergen. 

Referensi

"Shellfish Allergy". Mayo Clinic. Diakses Oktober 2025.

"Shrimp Allergy: Symptoms, Testing, and Treatment". Latitude Food Allergy Care. Diakses Oktober 2025.

"Allergies: Shellfish". Cleveland Clinic. Diakses Oktober 2025.

"Shellfish Allergy". Healthline. Diakses Oktober 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team