Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang ibu yang sedang bersandar di kasur menggendong bayinya.
ilustrasi ibu menggendong bayi (freepik.com/Jcomp)

Intinya sih...

  • Maladewa menjadi negara pertama di dunia yang menghapus penularan tiga penyakit dari ibu ke anak, yaitu HIV, sifilis, dan hepatitis B.

  • Lebih dari 95 persen ibu hamil di Maladewa mendapat pemeriksaan lengkap dan imunisasi bayi mencapai hampir 100 persen.

  • Keberhasilan ini didukung oleh sistem kesehatan universal dan investasi 10 persen PDB di sektor kesehatan, serta kerja sama lintas sektor.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Maladewa baru saja mencetak sejarah. Negara kepulauan ini menjadi yang pertama di dunia berhasil mencapai “triple elimination”, atau eliminasi penularan tiga penyakit, yaitu HIV, sifilis, dan hepatitis B dari ibu ke anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui keberhasilan ini, setelah sebelumnya Maladewa menerima validasi untuk eliminasi HIV dan sifilis pada 2019. Kini, pencapaian untuk hepatitis B menegaskan bahwa langkah panjang mereka dalam memperkuat kesehatan ibu dan anak membuahkan hasil.

Penularan dari ibu ke anak adalah masalah kesehatan besar di seluruh dunia.

Di kawasan Asia Tenggara WHO saja, perkiraan sementara menunjukkan bahwa pada tahun 2024 lebih dari 23.000 ibu hamil mengidap sifilis dan lebih dari 8.000 bayi lahir dengan sifilis bawaan. Sekitar 25.000 ibu hamil dengan HIV membutuhkan pengobatan untuk mencegah penularan kepada bayinya, sementara hepatitis B masih memengaruhi lebih dari 42 juta orang di kawasan ini.

Keberhasilan Maladewa menjadi harapan baru bagi banyak negara lain yang masih berjuang memutus rantai penularan penyakit ini.

Rahasia kesuksesan Maladewa

Kesuksesan ini tidak terjadi dalam semalam. Selama bertahun-tahun, pemerintah Maladewa membangun sistem layanan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi dan komprehensif.

Lebih dari 95 persen ibu hamil di Maladewa mendapatkan perawatan antenatal lengkap, termasuk tes HIV, sifilis, dan hepatitis B secara rutin.

Sistem imunisasi mereka juga termasuk yang terbaik di dunia. Dilaporkan bahwa hampir semua bayi menerima vaksin hepatitis B dosis lahir tepat waktu, dengan cakupan imunisasi lebih dari 95 persen.

Itu semua berbuah manis; tidak ada bayi yang lahir dengan HIV atau sifilis sejak 2022, dan survei nasional pada 2023 menunjukkan tidak ada kasus hepatitis B pada anak usia sekolah dasar.

Semua layanan ini diberikan gratis untuk seluruh penduduk, termasuk migran, berkat sistem cakupan kesehatan semesta yang didukung investasi lebih dari 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut di sektor kesehatan.

Keberhasilan ini lahir dari kemitraan erat antara pemerintah, tenaga medis, sektor swasta, dan masyarakat sipil, dengan dukungan teknis dari WHO. Setiap pihak berperan, mulai dari penyedia layanan kesehatan, tim imunisasi, hingga petugas lapangan yang melakukan edukasi dan deteksi dini di pulau-pulau terpencil.

“Pencapaian ini bukan hanya kemenangan sektor kesehatan, tetapi juga komitmen nasional untuk melindungi generasi masa depan,” ujar Menteri Kesehatan Maladewa, Abdulla Nazim Ibrahim, mengutip rilis resmi WHO.

Walaupun sudah menorehkan prestasi bersejarah, tetapi perjuangan Maladewa belum selesai. Pemerintah berencana memperkuat sistem digital kesehatan, memperluas layanan bagi populasi rentan dan migran, serta meningkatkan kualitas laboratorium.

Keberhasilan Maladewa ini menjadi bukti bahwa eliminasi penyakit menular bukan sekadar impian, tetapi bisa dicapai dengan komitmen, kerja sama, dan kesetaraan layanan kesehatan untuk semua.

Editorial Team