ilustrasi ibu menyusui (unsplash.com/kevin liang)
Bayi hingga usia 3 bulan memetabolisme alkohol dengan setengah kecepatan orang dewasa. Bahkan, bayi yang usianya lebih tua memproses alkohol lebih lambat daripada orang dewasa. Bayi juga memiliki hati yang belum matang dan otak yang berkembang pesat, yang mungkin lebih rentan terhadap efek alkohol.
Minum sesekali belum terbukti memiliki efek berbahaya pada bayi menyusui. Namun, ini bukan berarti tidak ada efek berbahaya, hanya saja tidak ada bukti ilmiah akurat yang menegaskan satu cara atau lainnya.
Konsumsi harian lebih dari satu minuman per hari atau minum berlebihan oleh ibu menyusui kemungkinan besar berkontribusi pada kenaikan berat badan yang buruk, pola tidur yang terganggu, keterlambatan keterampilan psikomotorik, dan bahkan mungkin keterlambatan kognitif di kemudian hari.
Berdasarkan National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, bayi mungkin minum susu hingga 20 persen lebih sedikit dalam 3 hingga 4 jam setelah ibu minum alkohol. Menurut laporan "Sleep disturbances after acute exposure to alcohol in mothers' milk" dalam jurnal Alcohol, minuman beralkohol juga bisa mengganggu pola tidur bayi bahkan setelah ibunya minum satu kali, dan bayi yang ibunya peminum alkohol ringan mungkin tidur lebih sedikit dari rata-rata.
Penelitian skala besar dalam jurnal Pediatrics (2018) menunjukkan hubungan antara ibu yang minum saat menyusui dan skor kognitif yang lebih rendah saat anak mereka berusia 6 hingga 7 tahun.
Para peneliti juga menemukan bahwa bayi yang tidak disusui, tetapi ibunya minum alkohol, tidak memiliki skor kognitif yang lebih rendah. Mereka menyimpulkan bahwa ini berarti paparan alkohol melalui ASI bertanggung jawab atas perubahan kognitif, dan bukan hanya faktor lain yang terkait dengan ibu yang minum alkohol.
Uji coba terhadap hewan dalam jurnal Pediatrics (2018) juga mendukung temuan di atas. Akan tetapi, belum diketahui apakah dampak pada perkembangan otak disebabkan oleh alkohol (etanol) yang sebenarnya, atau gangguan tidur dan makan yang dapat dialami bayi saat mereka terpapar alkohol lewat ASI.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengklarifikasi dan memperluas temuan ini.