ilustrasi vaksin COVID-19 (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Penelitian ini menambah bukti bahwa vaksinasi COVID-19 bukanlah dua dosis, melainkan tiga. Dilansir New York Times, direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan Chief Medical Advisor untuk Presiden Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan kalau dosis ketiga harusnya disertakan sebagai protokol vaksinasi utama.
"... Pastinya, booster akan menjadi komponen esensial pada program tim tanggap [COVID-19] kami. Bukan bonus atau hak istimewa, tetapi bagian yang benar-benar esensial dari program ini," kata Anthony.
ilustrasi vaksin COVID-19 (pexels.com/Thirdman)
Sepakat dengan Anthony, mantan ketua Public Health Medicine Committee di bawah naungan British Medical Association, Peter English, mengatakan bahwa karena menyebarnya varian B.1.617.2 (Delta), dosis ketiga amat penting untuk meningkatkan imunitas masyarakat.
"Selama ini, saya telah memperkirakan bahwa vaksinasi COVID-19 akan menjadi program tiga dosis. Seperti vaksinasi tiga dosis lainnya, dosis ketiga diberikan 1 tahun atau lebih setelahnya jika imunitas memudar atau varian yang mampu mengelak vaksin muncul," ujar English kepada New Atlas.
Sementara terlalu awal untuk memberikan dosis ketiga secara global, pertanyaan yang tersisa adalah: Apakah efektivitas dosis ketiga akan bertahan lama atau tetap saja bertahan dalam kurun waktu 6 bulan seperti dosis kedua?