Dilansir Cleveland Clinic, ada dua bentuk bronkodilator, yaitu:
- Bronkodilator kerja pendek (short-acting): Bronkodilator kerja pendek meredakan atau menghentikan gejala asma yang tiba-tiba (akut) dengan cepat . Penggunaannya efektif selama 3 hingga 6 jam. Bronkodilator kerja pendek juga disebut sebagai inhaler penyelamat. Inhaler adalah tabung obat dalam wadah plastik dengan corong. Ketika inhaler disemprotkan, itu memberikan dosis obat yang konsisten.
- Bronkodilator kerja panjang (long-acting): Bronkodilator kerja panjang menjaga saluran udara tetap terbuka selama 12 jam. Inhaler ini digunakan setiap hari untuk mencegah serangan asma.
Selain itu, ada tiga jenis bronkodilator. Ini meliputi beta 2-agonist, antikolinergik, dan theophylline.
Beta 2-agonist
Beta 2-agonist tersedia dalam bentuk kerja pendek dan kerja panjang.
Short-acting beta 2-agonist (SABA) dengan cepat membuka saluran udara untuk menghentikan gejala asma. Orang terkadang menyebut SABA sebagai obat "pereda" atau "penyelamat" karena ini adalah obat terbaik untuk mengobati gejala asma yang tiba-tiba, parah, atau baru.
SABA bekerja dalam 15 hingga 20 menit dan bertahan selama 4 hingga 6 jam. Ini boleh digunakan dalam waktu 15 hingga 20 menit sebelum olahraga untuk mencegah gejala asma yang timbul akibat aktivitas fisik.
Dalam bentuk inhalasi, obat SABA meliputi:
- Albuterol.
- Levalbuterol.
- Kombinasi albuterol dan ipratropium bromide.
Sementara itu, long-acting beta-2 agonist (LABA) bisa digunakan dua kali sehari untuk kontrol jangka panjang dan pemeliharaan saluran udara. LABA juga harus digunakan dengan kortikosteroid inhalasi untuk mengobati asma. Kortikosteroid membantu mengurangi pembengkakan di saluran udara dan paru-paru. LABA juga efektif dalam mengobati asma akibat olahraga.
LABA tersedia sebagai inhaler bubuk kering (dry powder inhaler/DPI). Obat-obatan ini meliputi:
- Salmeterol.
- Formoterol.
- Obat kombinasi, termasuk fluticasone dan salmeterol, budesonide dan formoterol, serta fluticasone dan vilanterol.
Antikolinergik
Antikolinergik tersedia sebagai ipratropium bromide dan tiotropium bromide. Mereka memblokir efek asetilkolin. Asetilkolin adalah neurotransmiter yang dibuat tubuh.
Ipratropium bromida tersedia dalam bentuk nhaler dan larutan nebulizer. Ini bisa digunakan hingga empat kali dalam sehari.
Tiotropium bromide tersedia dalam bentuk inhaler. Tergantung jenis yang diresepkan oleh dokter, kamu bisa menggunakannya sekali sehari atau 4 kali sehari.
Antikolinergik bukanlah obat pereda cepat, tetapi efektif dalam mengendalikan gejala asma yang sulit.
Theophylline
Theophylline tersedia dalam bentuk pil yang diminum dengan air. Kamu meminumnya satu kali setiap hari untuk membantu mengendalikan gejala asma yang parah. Namun, theophylline tidak lagi menjadi metode pengobatan yang disukai.
Saat mengonsumsi theophylline, kamu harus melakukan tes darah untuk memastikan kamu menerima jumlah obat yang tepat.