Ilustrasi skincare (pexels.com/Karolina Grabowska)
Dokter Listya mengingatkan pentingnya menggunakan produk skincare saat kehamilan. Yang paling penting, skincare perlu menjawab tiga aspek:
- Cleansing (membersihkan kulit).
- Moisturizing (melembapkan kulit).
- Protecting (melindungi kulit).
“Tergantung dari tipe kulitnya. Ada yang bisa diberikan skincare berlapis-lapis, dan ada juga yang tidak bisa atau jerawatnya malah makin parah. Jadi, perlu tahu dulu tipe kulitnya bagaimana,” kata dr. Listya.
Untuk mengontrol minyak, ibu hamil disarankan menggunakan skincare dengan kandungan asam salisilat dan/atau asam glikolat. Kadar asam salisilat yang dianjurkan untuk jerawat pada ibu hamil umumnya maksimal 2 persen dan sudah umum dijual secara bebas. Produk tambahan lain selain skincare juga bisa mengatasi inflamasi pada jerawat.
Sebagai contoh, Benzolac 2.5% termasuk dalam obat bebas yang aman untuk ibu hamil dan bisa dibeli tanpa resep dokter. Dikombinasikan dengan skincare, bahan benzoil peroksida memiliki sifat iritan terhadap kulit, sehingga tak perlu dioles terlalu tebal. Untuk kulit sensitif, gunakan moisturizer pada kulit, terutama di sekitar area jerawat.
Praktik chemical exfoliation juga sempat diungkit oleh dr. Listya. Aman untuk ibu hamil dan masuk dalam kategori bebas, dr. Listya mengatakan bahwa kadar AHA dan BHA maksimal yang aman untuk ibu hamil adalah masing-masing 10 dan 2 persen.
"Kalau perlu dosis AHA/BHA tinggi, maka perlu intervensi dokter," imbuh dr. Listya.