ilustrasi hamil (pixabay.com/Pexels)
Detak jantung janin dapat didengarkan dengan beberapa cara, baik secara berkala (intermittent auscultation) atau terus-menerus dengan electronic fetal monitoring (EFM).
- Intermittent auscultation
Ini merupakan cara mendengarkan detak jantung bayi secara berkala dengan pinard atau perangkat genggam kecil (Doppler).
Jika kamu sehat dan kehamilan bebas masalah, inilah cara yang disarankan untuk mendengarkan detak jantung bayi.
Bidan atau dokter akan mendengarkan detak jantung bayi selama satu menit penuh, yang mana lebih sering dilakukan saat mendekati kelahiran dan setiap 15 menit setelah proses persalinan terjadi.
Ini digunakan untuk mendengarkan detak jantung bayi secara terus-menerus menggunakan mesin yang menghasilkan cetakan kertas disebut cardiotocograph (CTG).
Mesin EFM bekerja dengan dua bantalan (transduser) yang masing-masing seukuran tatakan gelas minuman, dipasang di perut ibu hamil dengan dua sabuk elastis.
Satu ditempatkan di bagian atas perut sehingga terletak di ujung atas rahim untuk menangkap kontraksi. Sisi lainnya akan diposisikan di perut, area di mana detak jantung bayi paling terdengar.
Informasi yang diterima oleh transduser diubah oleh elektronik di dalam mesin untuk menghasilkan grafik.
EFM yang menggunakan dua transduser eksternal merupakan metode non invasif. Kadang-kadang, detak jantung bayi ditangkap menggunakan elektroda kecil yang dipasang di kepala bayi dan dihubungkan dengan kawat tipis ke mesin yang pemasangannya dari vagina.
Mendengarkan detak jantung janin merupakan praktik standar yang normal. Ini dilakukan demi kepentingan serta kesejahteraan ibu hamil dan bayi di perut.
Jika ingin mengetahui lebih jauh mengenai pemantauan detak jantung janin, baik saat mengandung maupun menjelang proses persalinan, pergilah ke bidan atau dokter kandungan.