Ilustrasi childhood trauma (Pexels.com/Mikhail Nilov)
Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika antibodi tubuh justru menyerang sel sehat pada organ dan jaringan tubuh. Penyakit ini bisa saja muncul pada usia muda dan mencapai puncaknya pada umur 30-an hingga 60-an.
Peristiwa traumatis yang dialami anak pada awal masa kehidupan mereka meningkatkan risiko mereka mengalami penyakit autoimun di kemudian hari. Studi dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2009 menemukan bahwa stresor seperti trauma psikologis dapat menyebabkan HPA aksis melepaskan hormon pelepas kortikoid (CRH), yang menghasilkan peningkatan kadar kortikosteroid sistemik, seperti glukokortikoid.
Ketika mengalami stres akut, tubuh merespons dengan meningkatkan peradangan. Ini terjadi melalui zat-zat kimia yang disebut mediator fase akut, seperti IL-1, IL-6, dan CRP. Peradangan ini sebenarnya adalah respons normal tubuh untuk melawan infeksi atau cedera.
Penyintas childhood trauma memiliki peningkatan kadar CRP, jumlah sel darah putih, dan tanda-tanda penyakit autoimun bahkan setelah 20 tahun. Ini menunjukkan bahwa pengalaman traumatis dapat mengubah cara tubuh kita merespons dan meningkatkan peradangan dalam jangka panjang yang dapat menyebabkan penyakit autoimun.
Childhood trauma dapat memiliki dampak yang destruktif bagi hidup penyintasnya. Sebagai orang dewasa, kita bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang layak untuk setiap anak tumbuh dan berkembang. Kalau kamu menemui kasus kekerasan pada anak dalam bentuk apa pun, segera cari pertolongan.
Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk kekerasan dan peristiwa traumatis pada anak. Selain itu, diperlukan upaya untuk mencari solusi dan membantu penyintas childhood trauma untuk membentuk gaya hidup yang sehat.