ilustrasi kesetaraan untuk sindrom Down (pexels.com/Sanaa Ali)
Dijelaskan melalui Kidshealth, Down syndrome sebenarnya terjadi secara acak, tak dapat dicegah, dan bukan disebabkan oleh tindakan atau kelalaian orangtua. Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memaparkan, hamil saat berusia 35 tahun atau lebih dapat memperbesar risiko ibu untuk melahirkan anak dengan Down syndrome.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko pasangan suami istri memiliki bayi yang terlahir Down syndrome, di antaranya:
- Ayah berusia di atas 40 tahun saat pembuahan terjadi punya risiko 2 kali lipat untuk memiliki anak Down syndrome.
- Ayah maupun ibu punya riwayat keluarga dengan Down syndrome.
Akan tetapi, tidak ada satu pun hal yang bisa menjamin terlahirnya bayi Down syndrome. Faktor-faktor di atas hanya meningkatkan risiko tersebut, bukan jadi penyebabnya.
Nah, mengenali ciri-ciri bayi Down syndrome saat baru lahir dapat membantu orangtua dan tenaga medis untuk memberikan perawatan dan dukungan yang sesuai. Dengan demikian, anak dengan Down syndrome tetap dapat mencapai potensi terbaiknya di masa mendatang.