Lebih baik mencegah daripada mengobati, terutama GgGAPA. Oleh karena itu, dr. Denta menganjurkan para orang tua untuk mencukupi kebutuhan cairan anak. Ketahui bahwa kebutuhan cairan bisa berubah-ubah tergantung kondisi, seperti saat cuaca sedang terik, beraktivitas atau bermain, dan saat anak sedang sakit.
"Jangan mengevaluasi dari seberapa banyak anak minum, melainkan juga urinenya," kata dr. Denta.
Selain masalah cairan, dr. Denta menganjurkan orang tua untuk menjaga anak agar tidak gampang sakit, terutama di masa pandemi COVID-19. Hal ini bisa dilakukan dengan memelihara perilaku hidup sehat dan bersih, serta memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
ilustrasi obat sirop (IDN Times/Aditya Pratama)
Lalu, bagaimana jika anak jatuh sakit? Dokter Denta menyarankan untuk tidak langsung minum obat. Ikuti kebutuhan kesehatan anak dan resep dokter.
"Kalau BPOM sudah rilis, boleh konfirmasikan ke dokter atau apoteker. Dikonfirmasikan aman, ikuti aturan pakainya," ucap dr. Denta.
Lalu, jika memutuskan obat bebas, berikan ke anak sesuai aturan pakai, dan jangan ragu bertanya ke dokter atau apoteker jika bingung. Bacalah label kemasan obat, sehingga aturan pakai bisa lebih jelas dan menekan risiko timbulnya efek samping.
Untuk obat sirop, dr. Denta menekankan bahwa BPOM adalah standar emas. Oleh karena itu, masyarakat harus terus memperbarui informasi tentang kesehatan anak dan keluarga dari sumber yang kredibel. Ini perlu ditekankan karena misinformasi bisa menimbulkan kepanikan hingga membahayakan anak dan keluarga.
“Terlalu khawatir membuat kita tak bisa memutuskan yang terbaik ... Kita harus bisa mengalahkan informasi yang tidak bertanggung jawab,” tutur dr. Denta.
Terakhir adalah memantau reaksi obat di anak dan diri sendiri. Memantau berarti memastikan reaksi obat sesuai ekspektasi dan munculnya efek samping tertentu. Kalau obat tak bereaksi atau ada efek samping yang tak kunjung hilang, dr. Denta memperingatkan untuk segera berkonsultasi ke dokter.