Kelelawar Pipistrellus. (commons.wikimedia.org/Mnolf)
Untuk menyelidiki potensi risiko terhadap manusia yang ditimbulkan oleh virus corona yang baru teridentifikasi ini, Dr. Jing Chen dari Wuhan Institute of Virology di China dan rekan-rekannya mengurutkan materi genetik yang dikumpulkan lebih dari sepuluh tahun lalu dari kelelawar Pipistrellus di China untuk mengidentifikasi virus apa pun yang dibawa oleh kelelawar ini.
Mereka menemukan virus corona baru, yang dinamai HKU5-CoV-2, yang terkait dengan virus penyebab MERS, dan virus corona lain yang disebut HKU5-CoV-1 yang pertama kali terdeteksi pada kelelawar Asia pada tahun 2006.
Eksperimen lebih lanjut mengungkapkan bahwa HKU5-CoV-2 dapat menginfeksi dan bereplikasi di dalam sel manusia baik dari saluran pencernaan maupun saluran pernapasan. Virus ini juga menggunakan reseptor ACE2 yang sama dengan yang digunakan SARS-CoV-2 untuk masuk ke dalam sel.
Para peneliti percaya bahwa virus ini mungkin lebih beradaptasi dengan ACE2 manusia daripada HKU5-CoV-1, menunjukkan kemiripan struktural dengan bagian SARS-CoV-2 yang digunakannya untuk mengikat protein ini.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa HKU5-CoV-2 mungkin memiliki rentang inang hewan yang lebih luas dan potensi yang lebih tinggi untuk berpindah antar spesies.
“Hasil kami menggarisbawahi pentingnya pengawasan yang lebih ketat dan penelitian lebih lanjut tentang HKU5-CoV untuk lebih memahami potensi zoonosis dan dinamika penularan antar spesies,” kata Chen dan rekan-rekannya, dilansir GAVI.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Cell pada 18 Februari 2025.