Diketahui bisa menyebabkan risiko gangguan psikis, para peneliti mencatat bahwa risiko gangguan psikis menurun setelah 1–2 bulan (gangguan mood dalam 43 hari sampai 457 hari dan gangguan kecemasan dalam 58 hari sampai 417 hari).
"Saya terkejut sekaligus lega melihat cepatnya komplikasi psikiatri mereda," ujar salah satu peneliti dan profesor psikiatri University of Oxford, Paul J Harrison.
Selain itu, COVID-19 juga diketahui bisa meningkatkan gangguan kognitif. Penelitian tersebut mencatat risiko kabut otak (brain fog), demensia, gangguan psikotik, dan epilepsi terlihat masih tinggi bahkan di akhir masa follow-up selama dua tahun.
Dari kelompok COVID-19, sebanyak 6,4 persen mengalami kabut otak, dibanding 5,5 persen dalam kelompok kontrol. Lalu, saat membandingkan risiko demensia, sebanyak 4,5 persen partisipan lansia kelompok COVID-19 mengembangkan demensia selama kurun waktu dua tahun tersebut, dibanding 3,3 persen dalam kelompok kontrol.