Menyoal virus yang bertahan di makanan beku, Sidrotun Naim, Ph.D., M.P.A., virolog dan analis kebijakan Indonesia Strategic Institute (Instrat) Bandung mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu panik. Sebab, virus yang menempel belum tentu bisa menginfeksi.
"Jangan lupa, misal di udang beku atau ikan beku terdeteksi SARS-CoV-2 dengan RTPCR, itu tidak menjelaskan masih infectious atau tidak. Hanya membuktikan "ada"," jelas Sidtrotun Naim saat dihubungi IDN Times.
Pernyataan yang serupa juga dilontarkan oleh para ahli lain. Mereka sepakat bahwa virus yang menempel pada makanan memiliki risiko penularan yang jauh lebih rendah daripada droplet dan kontak langsung dengan pasien. Terlebih lagi, jika makanan beku itu melalui periode waktu yang panjang sebelum sampai ke konsumen.
Ini terjadi karena kekuatan virus untuk menginfeksi terus menurun setelah keluar dari inangnya. Materi genetik mungkin masih ada di sana, namun mereka semakin lemah di luar tubuh kita.
"Bahkan di permukaan yang membeku seperti itu, kamu akan melihat virus mengering sehingga sifatnya menjadi tidak menular," kata ahli epidemiologi University of North Carolina, Rachel Graham kepada Business Insider.