Di ruang kelas yang riuh oleh suara anak-anak, satu hal yang paling mudah dikenali adalah suara batuk bersahutan. Ada yang mengelus dada, ada pula yang sibuk mengelap hidung dengan tisu. Batuk pilek atau bapil memang jadi “tamu langganan” di kalangan anak usia sekolah.
Fenomena ini bukan tanpa alasan. Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 mencatat, hampir 3 dari 10 anak usia 5–14 tahun mengalami infeksi saluran pernapasan atas, termasuk batuk dan pilek. Angkanya mencapai 28,6 persen.
Data dari National Library of Medicine menambah gambaran besarnya persoalan ini. Disebutkan bahwa anak-anak bisa mengalami bapil sebanyak 6–10 kali dalam setahun. Jika satu episode berlangsung 1–2 minggu, maka totalnya bisa mencapai 100 hari—lebih dari tiga bulan hidup dalam kondisi yang kurang fit.
Bapil tidak boleh diremehkan karena bisa berdampak pada banyak aspek kehidupan anak, seperti tidur jadi tidak nyenyak, nafsu makan menurun, dan tentu saja konsentrasi di kelas ikut terganggu. Ini, gangguan kecil sekalipun bisa berdampak besar jika dibiarkan berlarut-larut.