Tergantung penyebab delirium, pengobatan mungkin termasuk menggunakan atau menghentikan obat-obatan tertentu.
Pada lansia, diagnosis akurat penting untuk pengobatan, karena gejala delirium mirip demensia, tetapi perawatannya sangat berbeda.
Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengobati penyebab delirium. Contoh, jika delirium disebabkan oleh serangan asma yang parah, pasien mungkin memerlukan inhaler.
Jika infeksi bakteri menyebabkan gejala delirium, antibiotik dapat diresepkan.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan pasien berhenti minum obat tertentu jika itu menyebabkan delirium.
Jika mengalami withdrawal zat, pasien mungkin akan diberi resep obat untuk mengelola gejala.
Delirium itu sendiri biasanya tidak diobati dengan obat-obatan, melainkan penyebabnya yang diobati. Akan tetapi, jika memiliki gejala delirium hiperaktif yang parah yang tidak membaik, antipsikotik bisa dipertimbangkan.
Perawatan suportif
Mengurangi stres dan menciptakan lingkungan yang tenang dapat membantu pemulihan dari delirium. Hal-hal berikut ini bisa membantu:
- Membuat rutinitas harian yang jelas.
- Makan dan minum secara teratur.
- Usahakan agar jam dan kalender tetap terlihat untuk memandu diri.
- Pertahankan kebiasaan tidur yang baik.
- Aktif secara fisik dengan cara yang aman.
- Kenakan kacamata dan alat bantu dengar setiap hari jika menggunakannya.
Jika kamu merawat seseorang dengan delirium, lakukan yang terbaik untuk:
- Berbicara dengan tenang dan menggunakan kalimat pendek.
- Tetap yakinkan mereka.
- Hindari memindahkan orang tersebut ke ruangan atau tempat asing selama pemulihan jika tidak perlu.
- Berbagi objek yang dikenal, seperti foto.
Konseling
Konseling juga digunakan sebagai pengobatan untuk orang-orang yang deliriumnya disebabkan oleh penggunaan zat. Dalam kasus ini, perawatan dapat membantu menghindari penggunaan zat yang menyebabkan delirium.
Dalam semua kasus, konseling dimaksudkan untuk memberikan rasa nyaman dan tempat yang aman untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan.
Delirium adalah keadaan kebingungan mental yang dimulai secara tiba-tiba. Ini lebih sering terjadi pada lansia dan orang-orang yang dirawat di rumah sakit.
Jika kamu melihat perubahan mendadak dalam status mental pada orang terdekat—misalnya kebingungan, disorientasi, dan teralihkan—segera cari bantuan medis. Perawatan yang tepat dapat membantu kebanyakan orang pulih sepenuhnya.
Referensi
MedlinePlus. Diakses pada April 2024. Delirium.
van Velthuijsen, E. L., Zwakhalen, S. M. G., Mulder, W. J., Verhey, F. R. J., & Kempen, G. I. J. M. (2017). Detection and management of hyperactive and hypoactive delirium in older patients during hospitalization: a retrospective cohort study evaluating daily practice. International Journal of Geriatric Psychiatry, 33(11), 1521–1529. https://doi.org/10.1002/gps.4690
Mayo Clinic. Diakses pada April 2024. Delirium.
Johansson, Y.A., Bergh, I., Ericsson, I. et al. Delirium in older hospitalized patients—signs and actions: a retrospective patient record review. BMC Geriatr 18, 43 (2018). https://doi.org/10.1186/s12877-018-0731-5
Verywell Health. Diakses pada April 2024. Delirium.
StatPearls. Diakses pada April 2024. Delirium.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada April 2024. Delirium.