ilustrasi demensia frontotemporal (pexels.com/Nathan Cowley)
Dilansir National Institute of Aging, para ilmuwan mulai memahami dasar biologis dan genetik untuk perubahan yang diamati pada sel otak yang mengarah pada pemindaian otak demensia frontotemporal.
Para ilmuwan mendeskripsikan demensia frontotemporal menggunakan pola perubahan di otak yang terlihat dalam otopsi setelah kematian. Perubahan ini termasuk hilangnya neuron dan jumlah abnormal, atau bentuk protein yang disebut tau dan TDP-43. Protein ini terjadi secara alami di dalam tubuh dan membantu sel berfungsi dengan baik. Ketika protein tidak bekerja dengan baik, karena alasan yang belum sepenuhnya dipahami, neuron di daerah otak tertentu akan rusak.
Dalam kebanyakan kasus, penyebab demensia frontotemporal tidak diketahui. Individu dengan riwayat keluarga demensia frontotemporal lebih mungkin mengembangkan gangguan semacam itu. Sekitar 10 hingga 30 persen dari varian perilaku demensia frontotemporal disebabkan oleh penyebab genetik tertentu.
Demensia frontotemporal yang berjalan dalam satu keluarga sering dikaitkan dengan mutasi pada gen tertentu. Gen adalah unit dasar keturunan yang memberi tahu sel cara membuat protein yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi. Bahkan, perubahan kecil pada gen dapat menghasilkan protein abnormal, yang dapat menyebabkan perubahan pada otak dan, akhirnya, penyakit.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa gen berbeda yang, ketika bermutasi, dapat menyebabkan demensia frontotemporal:
- Gen tau (juga disebut gen MAPT): Mutasi pada gen ini menyebabkan kelainan pada protein yang disebut tau, yang kemudian menyebabkan kekusutan di dalam neuron dan akhirnya menyebabkan kerusakan sel otak. Mewarisi mutasi pada gen ini berarti seseorang hampir pasti akan mengembangkan gangguan frontotemporal, biasanya varian perilaku demensia frontotemporal, tetapi usia onset dan gejala yang tepat tidak dapat diprediksi.
- Gen GRN: Mutasi pada gen ini dapat menyebabkan produksi protein progranulin yang lebih rendah, yang pada gilirannya menyebabkan protein lain, TDP-43, menyebabkan kesalahan di sel otak. Banyak gangguan frontotemporal dapat terjadi, meskipun varian perilaku demensia frontotemporal adalah yang paling umum. Gen GRN dapat menyebabkan gejala yang berbeda pada anggota keluarga yang berbeda dan menyebabkan penyakit dimulai pada usia yang berbeda.
- Gen C9ORF72: Mutasi yang tidak biasa pada gen ini tampaknya merupakan kelainan genetik yang paling umum pada kelainan frontotemporal familial dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) familial. Mutasi ini dapat menyebabkan gangguan frontotemporal, ALS, atau keduanya.
Dalam beberapa tahun terakhir para peneliti telah menemukan beberapa mutasi genetik lain pada gen yang menyebabkan jenis gangguan frontotemporal familial yang langka. Mutasi lain ini menyumbang kurang dari 5 persen dari semua kasus demensia frontotemporal.