ilustrasi pasangan serasi (pixabay.com/StockSnap)
Jika kamu mengenali tanda-tanda dismissive avoidant attachment pada pasanganmu, jangan langsung larut dalam dilema antara berhenti atau terus maju. Kabar baiknya, dismissive avoidant attachment bisa diubah dengan penerimaan secara tulus tanpa unsur menghakimi.
Melalui upaya dan latihan secara konsisten, siapa pun dapat menyesuaikan gaya keterikatan dengan mengedepankan hubungan yang sehat. Beberapa opsi berikut bisa kamu pertimbangkan dalam menangani kasus terkait dismissive avoidant attachment:
- Memberi saran kepada pasangan untuk mencari bantuan melalui kegiatan terapi bersama ahli kesehatan mental.
- Membantu pasangan menciptakan ruang berbagi emosi tanpa takut ditolak atau dihina.
- Mengajak pasangan untuk selalu terkoneksi dengan hal-hal yang positif, seperti mempraktikkan afirmasi positif dan latihan mindfulness.
- Bersabar dan tidak membuat pasangan merasa bersalah atau malu dengan perasaannya.
Dasar dari gaya keterikatan ditandai oleh kualitas berperilaku dan berinteraksi dalam suatu hubungan. Meskipun masa kecil mungkin telah memengaruhi gaya keterikatanmu, kamu tetap berhak menentukan perkembangannya di masa depan.
Dismissive avoidant attachment hadir bukan karena unsur kesengajaan. Pengalaman masa lalu memiliki andil sebagai kontributor pemicunya. Dengan menyadari kondisi tersebut dan berusaha menjadi versi diri terbaik, kamu sudah selangkah lebih proaktif dalam menciptakan kehidupan yang seimbang.