ilustrasi sperma (pexels.com/Dainis Graveris)
Donor sperma dari jasad ternyata memiliki kekurangan, yaitu:
- Kecacatan pada sperma dapat menurun kepada sang anak yang dikembangkan melalui metode IVF.
- Anak yang terlahir dari inang tidak tumbuh bersama ayah biologisnya.
- Pendonor dan yang didonorkan tidak dapat bertemu satu sama lain, apalagi karena pendonor sudah meninggal dunia (Allan Pacey, profesor fakultas andrologi di Sheffield University).
Walaupun terkesan lebih banyak plus daripada minusnya, Pacey mengatakan bahwa lebih baik ia mencari pendonor yang lebih muda, bertenaga, dan tentunya, hidup.
Untuk mencegah kecacatan dan penyakit mematikan pada sperma, selain izin, Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA) di Inggris akan melakukan penyaringan medis dan sperma tersebut akan dikarantina selama tiga bulan. Hal-hal tersebut hanya bisa dilakukan saat pendonor masih hidup.
Meskipun menghadapi banyak pertanyaan, pertentangan, dan masukan, Hudson dan Parker percaya bahwa donor sperma dari jasad adalah salah satu solusi terbaik untuk menanggulangi kurangnya pendonor sperma di Inggris.
Pada akhirnya, donor sperma harus dengan seizin jasad pendonor yang harus ditanyakan sebelum mendiang mengembuskan napas terakhir. Apakah kamu setuju dengan kebijakan ini?