Ilustrasi vaksin Janssen (Shutterstock)
J&J mengakui bahwa periode follow up yang ditetapkan terkesan pendek, yaitu 36 hari. Akan tetapi, dalam hal efek samping setelah vaksinasi, J&J meyakinkan bahwa vaksin dosis kedua menunjukkan potensi dan tidak ada perbedaan signifikan antara efek samping suntikan dosis kedua dengan dosis tunggal.
Akan tetapi, perlu diingat, efikasi cukup tinggi yang ditawarkan J&J belum tentu berlaku secara global. Pasalnya, J&J menekankan kalau efikasi lebih dari 90 persen setelah dosis kedua tersebut terlihat eksklusif di AS.
Secara global, efikasi dua dosis vaksin J&J ada di kisaran 75 persen. Perbedaan besar antara hasil global dan AS ini diduga karena negara-negara di luar AS juga menghadapi varian COVID-19 yang "dapat menghindari antibodi dari vaksin".
Jika dibandingkan secara global, memang terlihat hampir tidak ada perbedaan antara efikasi vaksin J&J baik dosis tunggal atau dua dosis yang sama-sama 75 persen. Namun, berita baiknya, vaksin J&J tetap melindungi para penerimanya dari keganasan COVID-19!